Skip to content

Alamat Internet Versi Lama Tidak Dapat Digunakan Lagi Tahun 2023

Alamat Internet Protocol versi 4 (IPv4) yang digunakan untuk mengalamati komputer online di seluruh dunia, diperkirakan akan habis terpakai pada 2023 sehingga Internet Engineering Task Force (IETF) telah menyiapkan protocol baru versi 6 (IPv6).

Menurut Kepala Bidang Sistem Komunikasi Multimedia Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Dr Hary Budiarto, IPv6 didesain untuk mengatasi kelemahan IPv4 seperti alokasi pengalamatan yang terbatas dan dirancang sebagai langkah evolusioner
internet protocol versi 4 itu.

IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. IP versi ini memiliki keterbatasan yakni hanya mampu mengalamati sebanyak 4 miliar host komputer di seluruh dunia.

Contoh alamat IPv4 adalah 192.168.0.3.

Berbeda dengan versi 4 yang hanya 32-bit, IPv6 memiliki ruang alamat 128-bit yang bisa memberi alokasi alamat unik sebanyak dua pangkat 128 atau 3,4 x 10 pangkat 38 yang jauh lebih unggul.

“Namun komponen jaringan IPv6 harus memiliki Router IPv6 karena jika tidak maka jaringan IPv6 tidak terbentuk,” kata Hary di Jakarta, Senin.

IPv6 ini dapat diinstalasi seperti normalnya meng-“upgrade” software pada peralatan internet dan dapat beroperasi (interoperable) dengan internet protocol yang saat ini dipakai (IPv4), ujarnya.

Ia mencontohkan, untuk windows XP belum dilengkapi IPv6 sehingga harus di-“upgrade”, sedangkan Windows Vista sudah menggunakan IPv6, demikian pula IGOS Nusantara versi terbaru sudah dilengkapi IPv6.

Karena prospek IPv6 di masa mendatang itulah BPPT kemudian merancang router yang khusus untuk penggunaan IPv6, terutama untuk kelas pengguna rumahan hingga usaha kecil menengah (UKM) atau disebut “Small Office Home Office” yang membutuhkan router murah dan dan mudah diterapkan.

Pengembangan router dengan menggunakan personal computer (PC) bisa dilakukan tetapi memerlukan pengaturan dan manajemen yang tak mudah bagi pengguna biasa, tambahnya.

Untuk ini BPPT mengembangkan router dengan memanfaatkan prosesor INTEL IXP425 dengan fitur yang “plug and play” dengan pendekatan “open source” (LINUX) sehingga bebas biaya lisensi dan harganya menjadi lebih murah, katanya.