Skip to content

Bila Ketakutan Menjadi Fobia

Pakar psikologi, Helena Purkis, mengatakan hasil studi universitas itu mengungkapkan sesuatu yang belum pernah diketahui. “Riset sebelumnya menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap ular dan laba-laba dibanding jenis rangsangan lainnya, seperti bunga dan jamur, bahkan binatang berbahaya atau mobil serta senjata yang jauh lebih berbahaya,” kata Purkis.

Di masa lalu, hal ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa orang dipengaruhi oleh evolusi untuk takut terhadap sesuatu, seperti ular dan laba-laba, yang mungkin berbahaya bagi nenek moyangnya. “Orang cenderung menerima banyak sekali informasi negatif tentang ular dan laba-laba,” kata Purkis. “Kami berpendapat itu membuat mereka mengasosiasikannya dengan fobia.”

Dalam studi ini, para peneliti membandingkan tanggapan terhadap rangsangan yang ditunjukkan orang yang tidak punya pengalaman tertentu terhadap ular dan laba-laba dengan pakar kedua binatang tersebut. “Riset sebelumnya menyatakan dua binatang itu menarik perhatian istimewa dan langsung menghasilkan tanggapan negatif sebagai aksi tanpa sadar,” kata Purkis. “Kami melihat, meski setiap orang memperlakukan ular dan laba-laba sebagai potensi bahaya, hanya orang yang tidak berpengalaman yang menunjukkan tanggapan negatif.”

Studi ini berhasil membuat perbedaan yang jelas antara perhatian istimewa dan tanggapan emosional yang menyertainya. Anda bisa saja menaruh perhatian khusus terhadap sesuatu tanpa menimbulkan tanggapan emosional yang negatif.

Purkis mengatakan temuan itu dapat meningkatkan pemahaman secara signifikan tentang kognisi dasar dan proses emosional yang terlibat dalam menghadapi serta mengatasi rasa takut. “Jika kita mengetahui hubungan antara perhatian khusus dan emosi, kita bisa memahami mengapa stimulus berubah dari bahaya potensial menjadi tanggapan emosional dan diasosiasikan dengan fobia,” ujarnya.

Tags:

1 thought on “Bila Ketakutan Menjadi Fobia”

Comments are closed.