Lompat ke konten

Biologi Ilmu Alam

Penemunan Ajaib Siswa SMP dan SMA Dalam NYIA 2022 Pantas Untuk Di Paten Kan

    Temuan para siswa SMP dan SMA/SMK finalis Penghargaan Penemu Muda Nasional Ke-3 Tahun 2022 layak untuk dipatenkan. Meski masih memerlukan penyempurnaan agar dapat digunakan lebih baik, temuan tersebut bisa menjadi incaran industri. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Juri Penghargaan Penemu Muda Nasional (National Young Inventor Awards/NYIA) 2022 yang juga peneliti Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Subiyatno, di Jakarta, Kamis (21/10). Temuan mereka umumnya masih bersifat penyelesaian teoretis sehingga untuk bisa diaplikasikan, apalagi dikomersialkan, perlu penyempurnaan lebih lanjut. Secara kualitas, temuan pelajar SMP-SMA/SMK Indonesia yang umumnya bersifat…

    Koordinasi Lembaga Riset Indonesia Sangat Minim

      Kecolongan hak paten produk-produk obat herbal oleh orang asing yang menggunakan sumber daya genetik Indonesia, seperti temulawak dan mengkudu, merupakan dampak dari kebijakan riset yang masih sektoral. Lembaga riset juga sangat lemah dalam koordinasi. ”Lembaga riset, seperti LIPI, mampu saja menemukan bahan-bahan alami dari keanekaragaman hayati kita untuk menunjang produksi obat-obatan herbal. Namun, untuk perolehan paten membutuhkan uji klinis pada manusia yang seharusnya dilakukan lembaga riset lain di bawah Kementerian Kesehatan dan hal seperti ini tidak pernah terjadi,” kata Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal, Kamis (21/10) di Jakarta.…

      22 Persen atau 4000 Tumbuhan Terancam Punah

        Analisis global yang dilakukan peneliti Kebun Raya Kerajaan (KRK) Kew, Museum Sejarah Alam (MSA) London, dan Persatuan Konservasi Alam Internasional (IUCN) menunjukkan, lebih dari seperlima atau 22 persen dari 4.000 jenis tumbuhan yang sudah dikaji terancam punah. Jumlah spesies tumbuhan di seluruh dunia diperkirakan mencapai 380.000 jenis, tetapi sebagian besar datanya sangat kurang. Famili yang paling terancam berasal dari Gymnospermae (berbiji terbuka). Sedangkan habitat tumbuhan yang paling rentan adalah di hutan hujan tropis akibat konversi lahan untuk pertanian dan perkebunan. Jumlah spesies yang terancam hilang itu masuk Indeks…

        Mengerikan Hujan Darah Terjadi Di India

          Hujan darah di India disebut karena debu dari padang pasir. Namun fisikawan Godfrey Louis menemukan terdapat sel seperti serangga dalam air tersebut melalui mikroskopnya. Lima tahun kemudian dia mengumumkan teori yang menyatakan serangga ini menjadi hujan merah darah di India, dan mungkin berasal dari komet yang meledak di atas bumi dan menyemai di awan. Louis bergabung dengan pakar teori Chandra Wickramasinghe mengklaim serangga-serangga tersebut tidak seperti yang terdapat di bumi dan mengatakan bahwa sel hewan itu bereproduksi pada suhu 121 derajat celsius. Saat dipanasi selama 2 jam, anak…

          Warisan Naturalis Biologi Heinrich Surbeck

            Ia tidak tenar seperti Charles Darwin atau Alfred Russel Wallace. Ia tidak mengungkapkan teori-teori besar. Ia hanya mencintai alam. Kecintaannya itu diwujudkannya dengan mengumpulkan berbagai serangga dan tumbuhan di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, kemudian diawetkannya. Kotak-kotak kaca yang berisi sejumlah jenis serangga, terutama kupu-kupu, tergantung di dua pilar Siantar Hotel di Jalan WR Supratman, Kota Pematang Siantar. Jumlah kotak itu mencapai enam buah. Sebagian tamu hotel pasti tak menyadari kalau kotak-kotak itu menyimpan cerita mengenai Heinrich Surbeck, seseorang yang sungguh-sungguh mencintai alam sekitar Danau Toba, hingga menumpulkan…

            Tempat Eksperimen Rahasia Charles Darwin Ditemukan

              Sebuah pulau yang kesepian di tengah Atlantik Selatan menjadi penjaga setia dari rahasia besar Charles Darwin. Dua ratus tahun lalu Ascencsion adalah gunung berapi yang tandus. Tetapi sekarang, puncaknya diselimuti oleh hutan awan tropis. Rupanya yang terjadi di selang waktu itu adalah Kew Gardens (taman botani kerajaan Inggris) dan Angkatan Laut Inggris bekerja sama membangun sebuah ekosistem buatan. Istimewanya, meski buatan, tetapi ekosistem itu benar-benar berfungsi dengan semestinya. Eksperimen raksasa ini bisa menjadi kunci menuju koloni masa depan di Planet Mars. Meski demikian, Ascension tetap saja sebuah pulau…

              Gajah Ternyata Tidak Takut Tikus Tapi Semut … Mengapa?

                Gajah takut tikus? itu mitos. Sebuah penelitian terbaru membuktikan gajah ternyata takut kepada binatang yang jauh lebih kecil dari tikus: semut. Ya, seekor semut. Para ilmuwan yang meneliti hal ini menemukan pohon akasia (Acacia drepanolobium) di Afrika jarang sekali disentuh oleh gajah. Padahal gajah yang sedang lapar biasanya selalu tergoda dengan pohon. Apa sebabnya? usut punya usut, ada ribuan semut yang merayap di batangnya. Para ahli ini pun percaya semut di pohon akasia sebagai penjaga ekosistem memainkan peran penting yang sebelumnya diabaikan. Profesor Todd Palmer, dari University of…

                Mutiara 1 Kacang Kedelai Super Besar Akibat Radiasi Nuklir

                  Menteri Pertanian Suswono mendeskripsikannya sebagai kedelai superbesar. Varietas kedelai hasil iradiasi nuklir yang diberi nama Mutiara 1 itu dikerjakan para periset Badan Tenaga Nuklir Nasional selama enam tahun antara 2004 dan 2022. Riset ini mengikuti tuntutan pasar yang menghendaki kedelai varietas lokal, tetapi berbiji besar seperti kedelai impor,” kata Harry Is Mulyana di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (Patir) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Jakarta. Harry bersama Arwin, Tarmizi, Masrizal, dan Muchlis Adie merupakan para periset kedelai Mutiara 1 yang diluncurkan sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian…

                  Saudara Sepupu Dinosaurus Velociraptor Ternyata Ahli Kick Boxing

                    Sekitar 72 juta hingga 65 juta tahun lalu, dinosaurus spesies baru yang mirip dan sama-sama menyeramkannya dengan Velociraptor pernah hidup di Romania. Menyeramkan karena dinosaurus baru pemakan daging yang diberi nama Balaur bondoc atau ”naga yang pendek dan gemuk” itu memiliki dua pasang kuku pencakar yang tajam. Sementara Velociraptor hanya mempunyai sepasang kuku pencakar. Fosil Balaur bondoc yang terdiri dari tulang kaki, pinggul, tulang belakang, tangan, jari, dan ekor itu ditemukan ahli geologi Matyas Vremir dari Transylvanian Museum Society. Laporan penelitian ini dipaparkan dalam Proceedings of the National…

                    Ditemukan Katak Terkecil Didunia Seukuran Kacang

                      Ilmuwan telah mengamati katak terkecil seukuran kacang di Pulau Kalimantan.  Menurut majalah Zootaxa, pejantan dewasa dari jenis tersebut berukuran antara 10.6-12.8 milimeter. Amfibi seukuran kacang itu dinamakan microhyla nepenthicola yang diambil dari nama tumbuhan tempat binatang tersebut tinggal. Jenis katak itu telah salah diidentifikasi oleh museum, kata Dr Indraneil Das dari Institut Konservasi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati, Universitas Malaysia. “Ilmuwan mengira bahwa binatang tersebut masih berumur muda, tetapi sejak penemuan jenis ini, hal itu telah diubah,” katanya. Das menerbitkan laporan penelitiannya dengan Alexander Haas dari Museum Biozentrum Grindel…

                      Konservasi Flora Baru Meliputi 18 Persen Tumbuhan

                        Dari sekitar 30.000 spesies flora berbunga di Indonesia, terdapat sekitar 60 persen yang berhasil dipertelakan secara ilmiah. Namun, usaha konservasinya baru mencakup 18 persen sehingga sebagian besar masih memiliki kerentanan hilang atau punah. ”Kita harus mencontoh negara seperti China dan Jepang. Mereka berhasil mengonservasi 100 persen spesies yang dimiliki,” kata Deputi Bidang Ilmu Hayati pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Endang Sukara, Selasa (24/8) di Jakarta. Menurut dia, membangun kebun raya di setiap daerah merupakan salah satu cara untuk mempertinggi jumlah spesies yang dikonservasi. Saat ini sedang dibangun…

                        Restorasi Terumbu Karang Harus Berorientasi Seksual

                          Para peneliti Universitas Sam Ratulangi mengembangkan studi mengenai potensi rehabilitasi terumbu karang dengan menggunakan metode reproduksi seksual dari karang batu atau hard coral. Metode itu telah dilakukan sejak Oktober 2020 di Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara. Dr Andreas Roeroe dan Laurentius Lalamentik, MSc dari Fakultas Perikanan Unsrat di Manado, Selasa (24/8), mengatakan, reproduksi seksual lebih ramah lingkungan dan memiliki tingkat keberhasilan lebih baik daripada reproduksi cangkok. Reproduksi cangkok (aseksual) yang selama ini dilakukan oleh banyak peneliti berisiko merusak karang dengan potensi keberhasilan di bawah 20 persen. ”Dari reproduksi…