Skip to content

Cara Mengusir Nyamuk Dengan Cara Alami

Obat penyemprot nyamuk yang terbuat dari bahan-bahan kimiawi DEET sebenarnya tak baik untuk tubuh manusia. Disebutkan oleh situs Intent, beberapa riset menunjukkan bahwa kandungan DEET (diethyl-meta-toluamide) pada obat penyemprot terkait dengan kerusakan pada otak. Nah, daripada menggunakan zat berbahaya di rumah, lebih baik pilih yang alami, kan?

Berikut adalah beberapa zat alami yang mampu mengusir nyamuk-nyamuk membandel.

* Citronella. Ini adalah salah satu yang paling terkenal mampu mengusir nyamuk. Untuk dioleskan, pilih minyak esensial citronella murni, jangan minyak pewangi ruangan (fragrance oil). Minyak pewangi yang digunakan untuk membakar tidak cukup untuk dioleskan dan menghalau nyamuk.

* Minyak kedelai. The New England Journal of Medicine melaporkan, bahwa minyak kedelai juga sama efektifnya dengan obat nyamuk DEET. Harga minyak kedelai pun lumayan terjangkau, plus baik sebagai pelembap kulit. Riset lain mengatakan, bahwa kandungan dalam kedelai bisa memperlambat pertumbuhan rambut pada tubuh ketika dioleskan.

* Catnip. Sejenis tumbuhan harum bernama catnip ditengarai memiliki efektivitas 10 kali lebih baik dibanding DEET dalam menghalau nyamuk.

* Minyak biji neem, yang diekstrak dari tanaman yang tumbuh di India dikabarkan lebih efektif ketimbang DEET. Riset ini dikeluarkan oleh Institut Malaria di India.

* Lavender. Minyak lavender juga memiliki wangi yang harum dan memiliki efek menenangkan, baik untuk mengusir nyamuk. Carilah minyak esensial lavender untuk dibalurkan pada tubuh. Atau, sabun beraroma lavender.

* Bawang putih. Nyamuk tak tahan bau bawang putih. Jika Anda benar-benar terganggu dengan nyamuk, coba makan banyak bawang putih, aromanya akan keluar lewat kulit Anda. Tentu jika Anda tak masalah dengan memiliki bau badan ini.

Walikota Jakarta Pusat (Jakpus), Sylviana Murni, mengimbau warganya untuk memulai menanam sebanyak mungkin tanaman kemangi di halaman rumah masing-masing. Jenis tanaman perdu yang biasa jadi lauk lalapan sebagian masyarakat ini ternyata bisa menjadi pengusir nyamuk termasuk nyamuk aedes aegypti penyebar penyakit demam berdarah dengue (DBD).

“Jika warga ingin terhindar dari gigitan maut nyamuk itu, mulai sekarang harus menanam sebanyak mungkin Kemangi di halaman rumah masing-masing. Menurut hasil penelitian, tanaman ini dapat mengusir nyamuk penebar DBD,” ujar Sylviana saat memberikan arahan dalam kegiatan keliling penanggulangan DBD di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jumat (17/4).

Sylviana mengatakan, selain kemangi, tanaman jahe dan lengkoas juga termasuk tanaman yang tak disukai nyamuk tersebut.

PSN

Menurut Sylviana, penanaman tiga tanaman tersebut merupakan cara alternatif untuk mengusir nyamuk. Namun, lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI ini, pemberantasan nyamuk tersebut harus diimbangi dengan pelaksanaan PSN secara rutin yang harus dilakukan semua komponen masyarakat secara serempak.

“Jika ada satu rumah saja yang tak mau mengikuti PSN padahal di rumahnya terdapat nyamuk, maka PSN akan sia-sia dan percuma saja. Satu rumah yang terdapat nyamuk akan mengigit warga lainnya dan DBD akan kembali menyebar,” papar Sylviana.

Mantan None Jakarta tahun 1981 itu mengatakan, sesuai data angka kasus DBD di Jakpus masih tetap tinggi. Pada tahun 2007 kejadian kasus mencapai 3876 jiwa meninggal 7, tahun 2020 kasus mencapai 3452 jiwa meninggal 2, dan 2021 sejak Januari hingga 16 April mencapai 1163 jiwa meninggal 3 orang. Bahkan dari 44 Kelurahan 9 kelurahan diantaranya masuk dalam peta zona merah atau rawan dengan korban berturut-turut 3 minggu mencapai diatas 9 jiwa.

Lurah Johar Baru, Maksum Saragih, mengakui, wilayahnya meduduki peringkat ke 3 kasus DBD tertinggi di Jakarta Pusat. Tahun 2021, sejak Januari hingga pertengahan April jumlah kasus mencapai 197 jiwa. Tingginya kasus diantara akibat banyaknya lahan kosong bersemak, banyaknya bangunan kosong, dan tingkat kepedulian masyarakat yang masih relatif rendah.