Jamaknya, seorang bayi mewarisi genetik dari dua orang, ayah dan ibunya. Namun, rekayasa genetika memungkinkan seorang bagi memiliki gen dari tiga orang tua.
Ilmuwan Inggris saat ini tengah memulai pengujian teknik bayi tabung baru ini. Tujuannya, untuk memberantas penyakit genetik yang tidak dapat disembuhkan, seperti distrofi otot. Dalam dua tahun ini, bayi ‘produk’ laboratoriumnya segera lahir.
Konsep ini, seperti dilansir Guardian, lama mengendap di laci Professor Doug Turnbull, ilmuwan di Newcastle University, yang merupakan pionir teknik ini. Titik terang mulai muncul setelah Pemerintah mengumumkan konsultasi publik mengenai apakah hukum harus diubah untuk memungkinkan teknik ini.
Dalam konsep Turnbull, teknik ini melibatkan mengambil DNA sehat dari telur ibu – baik sebelum atau setelah pembuahan – dan mentransfer ke dalam telur yang disumbangkan oleh wanita lain. Sel telur ini kemudian ditanamkan ke rahim ibu untuk menghindari kesalahan dalam mitokondrianya.
Mitokondria adalah ‘motor’ berbentuk sosis yang mengapung dalam sel yang mengubah makanan menjadi energi yang digunakan tubuh. Masing-masing mitokondria berisi sebuah untai DNA kecil, sekitar 37 dari 23 ribu gen manusia.
Secara teori, anak yang dihasilkan akan memiliki materi genetik dari ibunya, ayah, dan donor. Namun, tidak akan mewarisi karakteristik donor.
Prosedur ini telah menyebabkan polemik terutama terkait etika. Pengkritik teori ini menyebut proses pembuatan ‘anak hibrida’ ini akan menciptakan risiko yang tidak diketahui untuk generasi mendatang.
Menteri Sains Inggris, David Willetts, menengahi dengan mengatakan bahwa para peneliti telah membuat sebuah penemuan ‘penting dan berpotensi menyelamatkan nyawa’. Namun, ia memandang perlu adanya regulasi.