Lompat ke konten

Ditemukan Candi Baru Di Bukit Pangonan Dataran Tinggi Dieng

Tak hanya candi saja yang ditemukan di Bukit Pangonan di dataran tinggi Dieng. Sebuah tugu Belanda juga ditemukan di tempat tak jauh dari Candi Pangonan di ketinggian 2.400 mdpl. “Selain Candi Pangonan ada juga tugu Belanda, petunjuk ketinggian. Bahwa di lokasi itu berada di atas 2.050 mdpl,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aziz Ahmad saat berbincang pada hari Jumat (27/9/2025). Lokasi penemuan candi itu berada di puncak bukit, berbeda dengan candi yang lain di dataran rendah. “Pihak Purbakala masih melakukan eskavasi. Kita juga belum tahu peninggalan tahun berapa, tapi diduga terkait candi di sekitar,” terangnya.

Candi itu diperkirakan memiliki tinggi 3 meter. Candi ini lebih kecil dari candi yang lainnya. “Ini candi abad ke 7 sepertinya. Diperkirakan untuk pemujaan,” jelasnya.Penemuan situs yang diperkirakan merupakan candi di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah ternyata bukan candi. Situs yang berada sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut di Bukit Pangonan merupakan tempat belajar. Hal tersebut dilihat dari struktur pondasi batu yang tidak mengarah ke sebuah bangunan candi. Lokasi penemuan bangunan situs ini berada di bawah situs candi yang sebelumnya ditemukan pada 25 September lalu di ketinggian 2.500 meter diatas permukaan laut.

“Dari hasil observasi sementara itu seperti tempat belajar agama, mirip Darmasala tapi itu bukan candi jika melihat dari struktur pondasi batu,” kata Kasubag Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Dieng, Aryanto saat dihubungi, Sabtu (19/10/2025). Menurut dia, jika di sebut sebuah candi tidak mungkin bentuk pondasinya seperti itu, kalau pondasi sebuah candi struktur pondasinya khas.

” Mungkin kalau ke arah candi tidak bisa, struktur pondasi tidak menunujukan itu candi, kalau kaki candi dari pofil dan literaturnya ada bentuk khas, tidak ada batu yang saling mengait,” jelasnya. Saat ditemukan, bangunan yang berada di lereng ini memiliki lebar 3 meter dan panjang 4 meter dengan sementara sekitar 1,5 meter. Dia memperkirakan jika di bukit Pangonan akan masih banyak ditemukan situs-situs lainnya.

“Kemungkinan masih akan banyak ditemukan situs-situs lainnya di sekitar bukit Pangonan,” ungkapnya. Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah memperkirakan candi kuno yang baru ditemukan di Bukit Pangonan, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan miniatur candi. Bangunan tersebut diperkirakan dibangun sekitar abad kedelapan atau sezaman dengan sejumlah candi di kompleks Candi Arjuna Dieng.

“Kami belum ada jadwal pasti. Tapi (penggalian) sudah kami usulkan. Tinggal menunggu keputusannya,” kata Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (Jateng), Winda Artista Harimurti, Jumat (4/10/2025). Candi baru tersebut yang ditemukan oleh warga setempat secara tidak sengaja pada Minggu (22/9) tersebut berjarak sekitar 3 kilometer sebelah barat kompleks Candi Arjuna. Saat ditemukan bangunan tersebut tertutup alang-alang dan rumput liar.

Dari pantauan, candi tersebut berada di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut, dan untuk mencapai lokasi candi setidaknya dibutuhkan waktu selama 1 jam perjalanan dengan berjalan kaki melewati ladang penduduk, jalur setapak yang sempit dengan jurang yang curam ditutupi rerumputan di sebelah kanannya. Namun selama perjalanan menuju candi tersebut pengunjung di suguhkan oleh keindahan Telaga Merdada dari atas bukit selama perjalanan.

Saat ini, candi yang sudah tergali memiliki ketinggian sekitar 90 centimeter dengan lebar sekitar semeter setengah dengan susunan batu yang masih sangat rapih, walaupun terdapat batu yang sudah terpisah-pisah. Diperkirakan bangunan tersebut merupakan bagian atap atau cungkup. Sedangkan bagian tengah dan dasar masih terpendam.

Diperkirakan bentuk fisik penuh susunan artefak tersebut sekitar sembilan meter persegi. Hal itu diperkirakan dari kontur dan struktur bangunan candi. Terkait posisi candi yang berada di puncak bukit, Winda mengatakan jika hal itu pernah ditemukan di Gunung Wukir. “Kemungkinan di sekitar candi yang baru saja ditemukan, ada artefak-artefak candi kecil lain. Sebelumnya ada beberapa bangunan sejenis yang sudah kami temukan di sekitar lokasi tersebut,” ungkapnya.

Sebuah candi baru ditemukan di Bukit Pangonan di dataran tinggi Dieng. Candi yang diberi nama Candi Pangonan itu berada di ketinggian 2.400 meter. Cukup menarik pertanyaan, bagaimana pembangunan candi itu. “Itu balok-baloknya kalau dibawa dua orang juga berat,” kata petugas UPT Pariwisata Dieng, Saroji saat berbincang, Jumat (27/9/2025).

Keberadaan batu-batu itu di atas perbukitan memang mengundang tanya. Bagaimana balok-balok batu itu dibawa ke atas. Menurut Saroji, untuk mendaki ke atas bukit itu diperlukan waktu 1 jam, itu pun bagi mereka yang terbiasa naik.

Candi itu diperkirakan dibangun di abad ke-7, sama seperti candi lainnya di sekitar kawasan Dieng. Candi itu diperkirakan peninggalan kerajaan Singosari. “Candi ini lebih kecil dari candi-candi yang lainnya, tingginya sekitar 3 meter,” timpal Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aziz Ahmad.

Aziz menuturkan, candi ini diduga untuk tempat pemujaan. Namun belum diketahui, mengapa berada di tempat yang tinggi. Candi ini tengah dieskavasi tim balai purbakala. “Kita tunggu saja hasilnya soal candi ini,” tuturnya.

Candi ini ditemukan pada Minggu (22/9) oleh Saroji. Saat itu dia mencari sunrise di dataran tinggi Dieng. Setelah habis melihat sunrise dia melihat bangunan candi di perbukitan itu. Sebuah situs kembali ditemukan di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Situs yang menjadi tempat belajar atau Darmasala itu ditemukan tidak berjauhan dengan penemuan candi sebelumnya di bukit Pagonan.

Darmasalan ini berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut. Letak situs tersebut berada tepat di bawah candi yang ditemukan sebelumnya atau sekitar 2.400 meter diatas permukaan laut. Situs tersebut ditemukan oleh sejumlah warga yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandawa Dieng setelah sebelumnya sempat melihat beberapa bongkahan batu yang berserakani titik spot sunrise. Letak kedua situs tersebut berada dekat dengan kawasan Candi Arjuna Dieng atau di sebelah selatan kompleks candi yang berada di dekat mulut jurang di bukit Pagonan.

“Awalnya kami tetap masih mencari titik spot sunrise di bukit pangonan,” kata Ketua Pokdarwis, Alif Faozi saat dihubungi, Sabtu (19/10/2025). Menurut dia, pihaknya sengaja mencari titik spot sunrise di bukit pangonan karena berdasarkan foto yang didapat oleh salah satu orang Belanda sekitar tahun 1937, bikit Pangonan merupakan titik spot yang paling baik untuk melihat sunrise maupun sunset.

Dilokasi tersebut semua orang bisa memandang luas pegunungan-pegunungan maupun wilayah-wilayah Dieng dengan sangat indah. “Dari bukit Pangonan ini lebih strategis melihat segalanya, karena posisinya berada di tengah-tengah. Kita sengaja mencari titik spot baru agar pengunjung tidak harus melihat sunrise di bukit Sikunir,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pada saat mencari titik spot tersebut pada 9 Okteber 2025 lalu, pihaknya tidak sengaja menemukan potongan-potongan batu yang diperkirakan merupakan sebuah pondasi yang berada di lereng sebelah timur. Karena tidak mempunyai wewenang, maka dia melaporkan penemuan tersebut ke Pemda Banjarnegara dan ahli purbakala untuk di teliti lebih lanjut.

“Kita naik lagi tanggal 17 Oktober pemda dan ahli purbakala, jadi itu semacem pondasi atasnya Candi, ini lebih besar dari yang kemarin. Itu di lereng timur, agak ke bawah sebelah selatan dan itu masih pondasi semua,” ungkapnya. Dia mengungkapkan jika di bukit Pagonan kemungkinan masih akan banyak ditemukan situs-situs lainnya, karena di bukit tersebut masih banyak ditemukan batu-batu seperti candi. “Mungkin bisa lebih banyak lagi, masih banyak ditemukan batu-batuan,” jelasnya.

Sedangkan lokasi situs ini berada di lereng yang agak curam, sebagian situs juga sudah agak rusak, karena dipinggirnya agak longsor akibat struktur tanahnya yang sudah melorot. Besarannya kira-kira sama seperti candi yang ada di komplek Arjuna. “Yang ini beda dengan candi pertama yang ditemukan, yang pertama agak kecil,” tuturnya.

Tag: