Sejumlah ahli meyakini fenomena ‘Jabal Magnet’ Purwokerto sebagai ilusi optik. Artinya apa yang dilihat mata tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang ada.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=aTcbdrtp64c]Fenomena ilusi optik sejak zaman filsuf Plato telah menjadi perdebatan hangat. Bermula pada 450 SM, Epicharmus dan Protagorus berselisih pendapat terkait ilusi optik.
Epicharmus percaya bahwa indera manusia hanya bisa mendengar, melihat, mengecap, mencium dan menyentuh saja. “Sisanya buta dan tuli,”kata filsuf ini.
Tapi, Protagorus punya pendapat lain. Ia mengatakan pengalaman manusia di dunia dipengaruhi lingkunganya. “Manusia tidak lain hanyalah sekumpulan sensasi,”kata Protagorus.
Plato sebagai filsuf ternama saat itu menengahi dengan pemikiran bijaknya. “Epicharmus dan Protagorus keduanya benar dan salah,”kata Plato guru dari Aristoteles itu. Plato menyatakan indera manusia bisa dipercaya, tapi dengan mudah tertipu.
Nah jika benar ilusi optik, artinya apa yang dirasakan penduduk sekitar Banjarsari itu hanyalah tipuan dari indera manusia.
Sebelumnya puluhan warga merasakan kendaraan yang mereka tumpangi bergerak meski kasat mata jalan yang dilaluinya menanjak. Mereka menyamakan fenomena ini serupa Jabal Magnet sesungguhnya di Madinah, Arab Saudi.
Selain di Purwokerto, fenomena mirip terdeteksi ada di Gunung Kelud. Meski tidak ada magnet yang menarik, kedaraan di jalan menanjak itu bisa bergerak naik tanpa bantuan apapun.
Terdapat video YouTube menampilkan sebuah mobil seolah ditarik suatu gaya, mobil itu berada dalam keadaan mati. Kejadian di Baturaden, Purwokerto, ini sekilas mirip bukit magnet yang ada di Madinah.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=fmYwroXh31I]Warga lokal pun meyakini adanya magnet yang menarik mobil tersebut. Namun, para ahli mengklaim mobil itu bergerak bukan karena daya tarik magnet melainkan mobil tersebut berada pada jalan menurun, bukan tanjakan.
Berbeda, video Madinah, ketika terdapat bis yang sudah dimatikan dan berada pada permukaan datar, bis tertarik dengan sendirinya oleh gaya magnet. Supir tak perlu menyalakan mesin karena mobil bisa berjalan sendiri berkat gaya aneh ini.
Bukit magnet paling banyak muncul di Amerika Serikat (AS), termasuk Alaska, Alabama, California, Florida dan lainnya. Namun, beberapa sumber AS mengklaim, bukit magnet hanyalah ilusi optik, meski sering kali ditemani klaim adanya medan magnet atau bahkan gaya supernatural.
BANYUMAS-Sebuah fenomena alam yang mirip seperti terjadi di Madinah, Arab Saudi berupa Jabal Magnet terjadi di kabupaten Banyumas Jawa Tengah. kekuatan daya tarik magnet ini mampu menarik mundur hampir semua jenis kendaraan yang dalam kondisi mesin dimatikan. kejadian ini membuat geger dan menjadi tontonan warga.
Bagi anda yang sudah pernah menyaksikan Jabal Magnet di Madinah, barangkali seperti inilah yang terjadi di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, kabupaten Banyumas Jawa Tengah, atau tepatnya di area Balai Besar Pembibitan Ternak Sapi Perah (BB-PTSP) Baturaden.
Kekuatan daya tarik magnet ini bahkan bisa menarik mundur hampir semua jenis kendaraan roda empat dan roda dua dengan kondisi mesin dimatikan.
Beberapa warga yang mencoba mematikan mesin kendaraannya dibuat terkejut, saat kendaraan itu bisa bergerak mundur sendiri. Bahkan sebuah mobil polisi yang ditumpangi belasan warga, mampu bergerak mundur , meskipun jalan sepanjang sekitar 200 meter tersebut dalam posisi menanjak.
Menurut warga, munculnya Jabal Magnet di Limpakuwus Banyumas ini sejak awal April lalu. saat itu seorang pengendara motor yang parkir di lokasi tersebut tiba tiba motornya bergerak sendiri. Warga yang mengetahui fenomena alam ini kemudian beramai ramai mencobanya. “Kami penasaran dan langsung mencobanya ke sini,” ujar Heri, warga Purwokerto.
Sementara itu, Tim Peneliti Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang dipimpin Ir Muhammad Azis MT,saat melakukan penelitian di lokasi mengatakan, belum berani memastikan apakah lokasi tersebut sama dengan yang ada di Madinah. meski begitu, alat pengukur yang dibawa menunjukan, daya magnit di atas jalan aspal tersebut cukup tinggi. ” Kita akan akan kembali melakukan penelitian dengan menggali bebatuan yang ada di bawah jalan. Supaya hasilnya lebih akurat, ” ujar Azis
“maha suci allah dengan segala firman nya”..
Comments are closed.