Skip to content

Hati Hati Burung Andalgalornis Bisa Membunuh Dengan Sekali Pukul Kepala

Sekitar enam juta tahun yang lalu di daratan Amerika Selatan pernah hidup burung pemangsa raksasa, Andalgalornis. Dengan berat 40,8 kilogram dan tinggi tiga meter, burung ini bisa melumpuhkan mangsanya sekali pukul dengan menggunakan kepala dan paruhnya.

Meski tidak bisa terbang seperti anggota keluarga burung yang lain, gambaran tentang Andalgalornis dari keluarga besar Phorusrhacids itu tetap menyeramkan. Bukan hanya karena kepalanya yang sebesar kepala kuda dan paruhnya yang besar dan tajam, tetapi juga karena pukulan kepala dan paruhnya mematikan. Paruhnya yang mirip paruh burung elang ini setajam kapak.

Hasil studi terbaru yang dilaporkan jurnal PLoS One dan diberitakan situs National Geographic News, Kamis (19/8), menunjukkan, Andalgalornis memiliki gaya dan taktik bertarung persis Muhammad Ali. Saat berhadapan dengan mangsanya, burung ini agresif menyerang dengan pukulan-pukulan tajam dan mematikan.

”Burung ini menjaga jarak dan terus bergerak maju mundur di sekitar mangsanya sambil melancarkan pukulan-pukulan seperti petinju. Kalau bisa, mangsanya ditelan bulat-bulat. Jika tidak bisa, mangsanya dilumat perlahan-lahan dengan otot lehernya yang kuat,” kata Lawrence Witmer, ahli paleontologi dari Ohio University College of Osteopathic Medicine yang memimpin penelitian ini.

Kesimpulan tim peneliti diperoleh dari hasil pemindaian (CT scan) terhadap fosil tengkorak kepala dan paruh Andalgalornis. Direktur Computational Biomechanics Research Group di University of New South Wales di Australia, Stephen Wroe, kepada BBC News menyebutkan, hasil pemindaian itu kemudian digabungkan dengan tiga model arsitektur paruh dan kepala Andalgalornis dalam bentuk 3 dimensi.

Dengan menggunakan komputer dan peranti lunak dari Wroe, Federico J Degrange dari Museo de La Plata di Argentina, dan Karen Moreno dari Université Paul Sabatier di Toulouse, Perancis, melakukan pendekatan Finite Element Analysis (FEA) pada tiga model burung untuk menstimulasi dan membandingkan bio mekanik cara menggigit. ”Jika kita betul ingin memahami ekosistem Amerika Selatan 60 juta tahun lalu, kita perlu tahu peran burung-burung raksasa. Barangkali dengan cara ini kita akan tahu,” kata Wroe.

Rentan patah

Hasil analisis tim Witmer, seperti diberitakan Associated Press (AP), menunjukkan paruh Andalgalornis ada kelemahannya. Paruhnya yang cekung ternyata mudah patah jika Andalgalornis mengguncang-guncangkan mangsanya menyamping. Oleh karena itu, Andalgalornis kerap menyerang mangsanya dari arah depan.

”Mereka harus berhati-hati karena mangsanya pasti memberontak. Jika tidak kuat mengendalikan mangsa, paruhnya bisa patah,” kata pemimpin tim penelitian Witmer dan Degrange. Andalgalornis termasuk salah satu dari sekian banyak burung raksasa ganas yang pernah hidup di Amerika Selatan.

Selain itu ada satu jenis burung serupa bernama Titanis yang pernah hidup di Amerika Utara, tetapi entah mengapa tiba-tiba menghilang. ”Amerika Selatan dulu tempat yang sangat aneh dan berbeda dari sekarang. Pada era dinosaurus kawasan itu masih kepulauan. Sudah terjadi banyak peristiwa evolusi,” kata Witmer.

Sistem perlindungan diri dengan paruh yang besar dan tajam dalam keluarga Phorusrhacids dinilai efektif selama puluhan juta tahun karena burung-burung raksasa hidup di zaman yang keras. Meski dinosaurus telah punah, kata Witner, perilaku burung-burung pemangsa raksasa ini seperti dinosaurus. ”Dibandingkan dengan binatang-binatang yang hidup pada era dinosaurus, ukuran burung raksasa masih lebih kecil. Tetapi perilakunya seperti Tyrannosaurus rex,” ujarnya.

Nenek moyang burung-burung raksasa seperti Andalgalornis mulai menguasai Amerika Selatan kira-kira 60 juta tahun yang lalu dan berevolusi menjadi paling tidak 18 jenis. Pada era yang sama hidup juga binatang-binatang buas berukuran sama. Kalangan paleontologi menduga burung menjadi berukuran raksasa dengan kepala dan paruh besar serta tajam kemungkinan untuk mengisi ketidakmampuan mereka terbang.

Semua jenis burung raksasa tiba-tiba menghilang dan punah sekitar 2-3 juta tahun yang lalu, bertepatan ketika Amerika Selatan dan Amerika Utara bertubrukan. Karena telah punah, perilaku burung-burung pemangsa seperti Andalgalornis masih tetap misteri.