Bagi pecinta sepeda, lampu dinamo yang ada sejak era sepeda ontel tidaklah asing. Listrik yang dihasilkan oleh “pembangkit listrik tenaga otot” itu nampaknya menginspirasi jaringan hotel Crowne Plaza di Copenhagen, Denmark yang menjadi kota penyelenggara konferensi pencemaran international akhir tahun lalu, untuk memenuhi kebutuhan listriknya.
Memang tidak perlu kebijakan atau insentif dari pemerintah bila sebuah bisnis mempunyai visi untuk memanfaatkan energi alternatif akibat semakin langka dan mahalnya listrik. The Crowne Plaza Copenhagen mulai pekan depan akan menghubungkan alat-alat fitness di pusat kebugaran hotel itu dengan sistem kelistrikan gedung, khususnya pada sepeda statis sehingga energi kinetis yang timbul dari aktivitas olahraga para tamu tidak akan terbuang percuma.
Hotel itu mengklaim terobosan itu adalah yang pertama di dunia.
Namun hotel itu tidak sekedar bermaksud “menguras” tenaga para tamunya karena Manajer Allan Agerholm menyatakan setiap tamu yang mampu menghasilkan minimal 10 watt listrik akan mendapat makan gratis. Sepuluh watt listrik bisa dihasilkan dengan mengayuh sepeda statis dengan ukuran kecepatan sekitar 50 kilometer per jam selama 10 menit.
Bagi tamu yang memiliki kepedulian terhadap krisis energi dan pelestarian lingkungan, fasilitas itu akan menjadi salah satu sarana aktualisasi diri. Sedangkan bagi yang sekedar ingin menjaga kebugaran, olahraga mereka akan tetap mendapat imbalan dari hotel.
Ide itu tidak hanya menjadi solusi jitu dalam pencarian sumber energi terbarukan tapi juga bagi pengurangan pencemaran, karena sumber energi itu bebas polusi, kecuali mungkin sedikit bau keringat.
Ide itu ternyata bukan satu-satunya upaya pemanfaatan energi terbarukan oleh The Crowne Plaza Copenhagen, karena bulan Juni mendatang hotel itu akan mengaktifkan panel surya sebagai salah satu pemasok kebutuhan listriknya.