Skip to content

Jejak Kaki Mahluk Tertua Berumur 570 Juta Tahun Terekam Sedang Berjalan Dipantai

Jejak kaki tertua makhluk hidup ditemukan pada sebuah batu yang berusia 570 juta tahun. Batu tersebut berasal dari sebuah laut dangkal di Nevada, AS.

Makhluk air tersebut meninggalkan jejak kakinya yang berbentuk seperti dua titik kecil berdiameter dua milimeter. Para ilmuan mengatakan, binatang tersebut pasti telah menjejakkan kakinya pada endapan laut yang lembut.

Jejak tersebut terjadi pada masa yang disebut periode Ediacaran, yang mendahului periode Cambrian, masa pertama kali sebagian besar kelompok binatang berevolusi. “Sebelumnya, para ilmuwan berpikir makhluk hidup yang hidup sebelum periode Cambrian hanyalah bakteri dan makhluk bersel banyak. Namun, asumsi ini berubah,” kata Profesor Loren Babcock dari Universitas Negeri Ohio.

“Kami terus mendiskusikan kemungkinan adanya makhluk hidup yang lebih kompleks yang hidup di periode Ediacaran batu karang lembut, antropoda, cacing, namun hingga saat ini belum ada bukti yang menguatkan. Jika Anda menemukan bukti bahwa ada hewan berkaki yang berjalan-jalan, maka kemungkinan tersebut akan semakin besar,” ujar Babcock.

Babcock menemukan jejak itu ketika sedang memeriksa bebatuan gunung yang terletak di dekat Goldfield, Nevada, bersama Hollingsworth pada tahun 2000.  “Ini sungguh-sungguh temuan yang kebetulan. Kami menemukannya ketika berada di Goldfield,” ujar Bobrock.

Saat ini para ilmuwan terus mengumpulkan bukti-bukti kecil guna mengetahui jenis makhluk hidup tersebut. Namun, Babcock, yang sangat yakin walaupun tidak 100 persen, mengatakan bahwa makhluk tersebut adalah jenis antropoda, seperti centipede atau multipede.

Pada tahun 2002, beberapa ilmuwan menyatakan telah menemukan jejak kaki sejenis di Kanada dan China Selatan. Jejak kaki tersebut diperkirakan berasal dari periode Cambrian, sekitar 540 juta tahun lalu.

Penemuan kali ini membuktikan bahwa makhluk hidup kompleks telah hidup jauh sebelum periode Cambrian. “Saya berharap adanya perdebatan terhadap penemuan ini. Ini sangat menarik. Ini mungkin menyebabkan beberapa orang akan melihat keras batu-batu yang mereka punya. Terkadang ini hanya masalah berpikir berbeda terhadap benda yang sama,” ujar Babcock.