Skip to content

Kafein Membuat Pekerja Rajin Semakin Rajin Sedang Amfetamin Membuat Pemalas Jadi Rajin

Efek stimulus kafein hanya berpengaruh pada pekerja yang kehilangan motivasi saat mengerjakan pekerjaannya. Namun bagi para pemalas, kafein tak memberi pengaruh apapun. Demikian simpulan para peneliti di University of British Columbia.

Para peneliti melakukan percobaan mereka di laboratorium dengan tikus sebagai objek penelitian. Mereka membagi tikus menjadi dua kelompok berdasarkan preferensi mereka untuk kesulitan tinggi/penghargaan tinggi atau kesulitan rendah/penghargaan rendah. “Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah obat tertentu akan mempengaruhi mereka secara berbeda,” menurut psikolog Jay Hosking, yang melakukan penelitian dengan Catharine Winstanley.

Hasil penelitian, tikus pekerja keras cenderung memilih tugas yang kurang menantang ketika diberikan baik kafein atau amfetamin. Sebaliknya, tikus pemalas memilih tugas yang menantang lebih sering ketika diberikan amfetamin, tetapi menunjukkan tidak ada perubahan ketika diberi kafein.

Alkohol tidak berpengaruh pada pilihan yang dibuat baik oleh pemalas atau pekerja, menurut penelitian yang diterbitkan Rabu di jurnal Nature Neuropsychopharmacology.

Penelitian ini dirancang sedemikian rupa sehingga pilihan tugas tikus mirip manusia membuat pilihan tentang pekerjaan, terutama tugas-tugas yang membutuhkan lebih banyak perhatian dan konsentrasi. Hal ini dilakukan untuk mengukur efek dari obat-obatan seperti kafein dan amfetamin yang digunakan oleh manusia untuk mengatasi kelelahan pikiran.

“Paduan Amfetamin dan kafein mengubah pekerja menjadi pemalas dan amfetamin mengubah pemalas berubah menjadi pekerja,” katanya.