Ledakan misterius di Duren Sawit, Jakarta Timur, masih mengundang tanda tanya, termasuk bagi para peneliti antariksa di Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). Berdasarkan temuan Puslabfor Polri, ledakan tersebut kemungkinan disebabkan benda antariksa.
Menurut Dr Thomas Djamaluddin, pakar antariksa LAPAN, kalau benar ledakan tersebut disebabkan meteorit, peristiwa semacam ini termasuk langka. Dalam artian, ledakan meteorit yang dekat permukaan Bumi dan diketahui manusia jarang ditemui.
“Laporan yang sampai di LAPAN, meteorit jatuh pernah terjadi sekitar awal tahun 2000-an di Tegal, tahun 2003 di Pontianak, dan tahun 2007 di Bali,” kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2010). Ia mengatakan, ledakan meteorit disebabkan oleh batuan antariksa yang masuk ke atmosfer Bumi kemudian terbakar. Ada yang sampai dekat permukaan dan banyak juga yang habis terbakar di atmosfer. Namun, hanya sedikit yang diketahui manusia.
Thomas mengatakan, peristiwa tersebut terjadi secara acak, dan peluang terjadi di permukaan Bumi sama saja, antara daerah tropis dan tidak. Jenis meteorit yang masuk ke Bumi, papar Thomas, secara umum ada dua macam, yakni meteorit tauh dari bahan batuan seperti di Bumi dan meteorit berbahan logam.
“Meteorit sifatnya bermacam-macam. Ada yang jenis metal, sangat kuat sekali batuan itu. Ada yang memang rapuh. Maka dari itu, setelah mencapai permukaan Bumi, itu ada yang belum mencapai permukaan sudah habis terbakar, ada juga yang tidak,” ujar Thomas.
Thomas mengatakan, pihaknya telah mengirim tim ke lokasi ledakan di Duren Sawit untuk melakukan investigasi kemungkinan ledakan akibat meteorit. Ia memperkirakan, jika ledakan sebasar itu benar disebabkan oleh benda antariksa, maka itu adalah jenis meteorit rapuh sebesar pohon kelapa.
Seperti diberitakan, ledakan yang terjadi di Jalan Delima VI Gang 2, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (29/4/2010) sekitar pukul 16.30 itu menyebabkan tiga rumah rusak.
Hasil penyelidikan sementara dari tim Laboratorium Forensik Mabes Polri dipastikan sumber ledakan di rumah di Jalan Delima VI Gang 2, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, berasal dari luar angkasa.
“Bukan dari gas. Sumber ledakan dari luar rumah,” ucap Kepala Departemen Balistik Metalurgi Puslabfor Polri Kombes Amri Kamil seusai melakukan olah TKP di lokasi, Jumat (30/4/2010).
Tim beranggotakan delapan orang itu mengeluarkan berbagai perabot yang menumpuk di ruang tengah rumah milik Sudarmojo (70) dan Sri Walhiningsih (68). Setelah itu, tim tampak mengambil beberapa barang, seperti kain dan perabot.
Dari sejumlah barang bukti itu, kata Amri, akan dilakukan uji lab yang hasilnya akan diketahui besok. “Ada debu-debu yang kami ambil,” ucapnya.
Seperti diberitakan, ledakan terjadi pada Kamis (29/4/2010) sekitar pukul 16.30. Selain rumah milik Sudarmojo, ledakan mengakibatkan kerusakan di dua rumah di kanan dan kirinya.
Hasil investigasi sementara, ledakan di Malaka Sari, Duren Sawit, JakartaTimur, kemungkinan disebabkan benda antariksa. Namun, sampai saat ini belum dapat dipastikan apa penyebab ledakan keras yang merusak tiga rumah itu.
Jika memang benar benda antariksa, penyebab ledakan tersebut mungkin meteorit. Demikian perkiraan Dr Thomas Djamaluddin, pakar antariksa dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
“Kemungkinan ada. Bisa jadi itu sejenis meteorit yang kalau dilihat dari informasi kerusakan dugaan saya kalau betul ukurannya sekitar buah kelapa,” kata Thomas kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2010).
Dilihat dari kerusakannya, ia mengatakan, jenis meteorit tersebut kemungkinan meteorit rapuh yang tersusun dari bahan batuan karena kalau meteorit kuat dari metal ledakannya bisa jauh lebih besar.
Untuk memastikan apakah meteorit atau bukan, LAPAN telah mengirim dua peneliti ke lokasi kejadian. Saat dihubungi, Thomas juga sedang dalam perjalanan ke lokasi. Mereka akan mengecek pola dampak ledakan untuk menganalisis kemungkinan ledakan akibat meteorit.
“Meteorit atau bukan akan dikenali dari ciri batuannya. Bagian kulit luarnya biasanya terlihat hitam bekas terbakar. Dalam kasus tertentu bisa juga terlihat bekas lelehan material karena mengalami suhu sangat tinggi,” ujar Thomas. Sementara secara kimia, menurut Thomas, batuan meteorit umumnya sama dengan batuan Bumi dan tidak mengandung radiasi yang berbahaya.
Kemungkinan ledakan akibat meteorit dikuatkan hasil laporan sementara yang diterimanya, tim Puslabfor Polri tidak hanya menemukan debu bekas benda terbakar, tetapi juga serpihan batuan.
Tidak mudah mengantisipasi masuknya meteorit ke permukaan Bumi untuk mencegah kerusakan seperti yang terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (30/4/2010). Demikian dikatakan Dr Thomas Djamaluddin, pakar antariksa dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional atau LAPAN.
“Meteorit sporadis seperti itu berasal dari batuan antarplanet. Sifatnya sulit sekali diprediksi, tidak bisa ditentukan dan dipekirakan waktunya,” ujar Thomas kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2010). Menurutnya, jumlah batuan antariksa yang masuk ke atmosfer Bumi sangat banyak dan ukurannya bermacam-macam. Sebagian besar mungkin terbakar habis di atmosfer. Hanya sebagian kecil yang sampai dekat permukaan Bumi dan diketahui manusia.
Thomas menjelaskan, meteorit berasal dari batuan antariska yang melayang-layang di luar angkasa dan mengorbit matahari. Jika suatu saat kebetulan berpapasan dengan Bumi, maka batuan tersebut kemudian masuk atmosfer dan terbakar. Kalau ukurannya besar, maka tidak habis terbakar dan meledak saat menabrak permukaan Bumi.
Menurut Thomas, ada dua jenis batuan meteorit secara umum, yakni yang tersusun dari bahan seperti batuan Bumi dan dari bahan logam yang kuat. Meteorit yang tersusun dari logam bisa menghasilkan ledakan lebih hebat. “Kalau betul di Duren Sawit meteorit, kemungkinan batuan yang rapuh yang sampai ke permukaan kemudian meledak saat menabrak rumah,” ujar Thomas.
Saat ini, LAPAN telah mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk mempelajari kemungkinan tersebut dan menganalisisnya. Puslabfor Polri sebelumnya telah mengumpulkan debu-debu dan serpihan yang ditemukan di lokasi ledakan dan sementara menyimpulkan bahwa ledakan berasal dari benda luar angkasa.
apa benar di jakarta akan terjadi hujan meteor ?
Comments are closed.