Untuk pertama kalinya, tim arkeolog Mesir menemukan makam kuno dari zaman dinasti ke-19 dan ke-20 Kerajaan Mesir Kuno (1315-1201 SM) atau pada masa kekuasaan raja-raja Ramses—mayoritas penguasa Mesir pada masa itu bernama Ramses.
Makam kuno berusia sekitar 3.300 tahun itu milik Ken-Amun, juru tulis kerajaan yang bertugas menyusun dan menjaga dokumen-dokumen penting kerajaan.
Makam kuno itu ditemukan di lokasi penggalian arkeologi di Desa Tell el-Maskhuta, sekitar 120 kilometer dari Kairo, Mesir. Di dalam kompleks makam kuno itu tim arkeolog menemukan peti jenazah berukuran besar yang terbuat dari batu kapur.
Di dinding bagian dalam dan luar peti itu penuh berhiaskan tulisan-tulisan kuno Mesir. Di dalam peti itu pun penuh dengan beragam prasasti.
Melalui prasasti-prasasti ini paling tidak akan bisa diperoleh gambaran lebih jelas mengenai hubungan diplomatik Kerajaan Mesir Kuno dengan wilayah-wilayah sekitarnya. Selain itu juga bisa diperoleh informasi lengkap tentang kondisi geografis Mesir pada waktu itu.
Kepala Majelis Tinggi Purbakala Mesir Zahi Hawass berharap penemuan ini bisa membantu Pemerintah Mesir mengungkap lebih jauh tentang sejarah Kerajaan Mesir Kuno.
Setelah digali seluruh makam barulah terlihat kondisinya yang masih utuh lengkap dengan atap yang berkubah terbuat dari batu-batuan. Di dalam makam kuno yang terbuat dari batu bata berbahan lumpur itu hanya ada satu ruangan berbentuk bujur sangkar dan sebuah terowongan.
Seperti halnya pada peti mayat, dinding-dinding bagian dalam makam itu juga penuh dengan coretan gambar tulisan huruf Mesir kuno.
Coretan di dinding
Ada satu dinding yang penuh gambar yang menceritakan prosesi pemakaman seperti dalam Bab 12 Buku Kematian, naskah kuno yang dibuat untuk membantu arwah menjalani kehidupan pasca-kematian.
Coretan di dinding itu persis dengan sketsa-sketsa dari Bab 125 yang selama ini dikenal menggambarkan prosesi penghitungan seluruh amal perbuatan dan dosa di Hari Akhir.
Dalam penghitungan amal dan dosa yang disebut ”Menimbang Hati” itu hati seseorang yang sudah meninggal ditimbang dan dibandingkan dengan selembar bulu Dewa Maat (Dewa Keadilan, Kejujuran, dan Ketenteraman).
Jika hatinya lebih ringan dari selembar bulu itu, rohnya akan langsung masuk surga.
Sebaliknya, jika lebih berat, hatinya akan langsung dimakan Ammit (monster berkepala buaya) dan roh seseorang akan dikutuk bergentayangan di antara dua dunia selamanya.
Pada sisi dinding yang lain ada lukisan Isis, istri Ken-Amun, yang tengah berduka. Dari tulisan prasasti yang terpahat di dinding diketahui Isis merupakan musisi untuk Dewa Atum, pencipta para dewa.
Selain itu, ada juga lukisan Dewi Hathor (Dewi Cinta, Kecantikan, dan Musik) yang berbentuk sapi. Dalam lukisan itu Dewi Hathor muncul dari rawa-rawa di delta.
Lukisan-lukisan keempat putra Horus (Dewa Langit berbentuk elang), yakni Imsety, Duamutef, Hapi, dan Qebehsenuef juga memenuhi dinding makam. Keempat putra Horus itu dipercaya untuk melindungi perut, hati, usus, dan paru-paru jasad yang diawetkan (mumi).
Berbagai macam gambar, lukisan, dan prasasti yang ditemukan di dalam makam itu setidaknya menunjukkan bahwa Ken-Amun merupakan tokoh penting di lingkungan kerajaan.
Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang Ken-Amun dan sejarah kerajaan Mesir kuno, proses penggalian terus dilanjutkan.
Kawasan penggalian, yaitu di Tell e-Maskhuta, yang berlokasi di dekat cabang Sungai Nil yang menghubungkan Terusan Suez.
Banyak ditemukan patung
Ketika proses pembangunan Terusan Suez dimulai di lokasi ini banyak ditemukan patung Sphinx dari masa Ramses II.
Tell e-Maskhuta ini sebenarnya kawasan permukiman di wilayah pemerintahan Ismailia yang pernah menjadi garnisun yang memasok stok makanan dan persenjataan tentara Mesir sebelum berperang di garis perbatasan timur.
Di sekitar makam Ken-Amun, tim arkeolog juga menemukan 35 makam dari zaman Romawi. Artinya, lokasi pemakaman Ken-Amun tetap digunakan hingga zaman Romawi.
Seperti makam Ken-Amun, ke-35 makam Romawi itu terbuat dari batu kapur dan penuh dengan tulisan Mesir kuno, antara lain tertera nama dari ibu kota Avaris, Hyksos (dekat kota modern Tell el-Dab’a)
cuma ngingetin salah judul
wew
wow mantaps
Comments are closed.