Skip to content

Masa Depan Obat Tradisional Indonesia Cerah

Dari sekitar 30.000 spesies tumbuhan di Indonesia, sekitar 940 di antaranya adalah tanaman obat. Dengan pangsa pasar obat tradisional di dalam negeri mencapai 210 juta dollar AS per tahun, prospek obat tradisional terbilang cerah.

”Obat tradisional bisa mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung koroner, stroke, prostat, rematik, antikolesterol, diabetes, osteoporosis, malaria, diare, hingga hipertensi,” tutur Prof Dr Sidik dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Bandung, dalam seminar ”Obat Herbal dalam Pembangunan Kesehatan” yang berlangsung di Jakarta, Senin (11/8).

Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi itu, Prof Sidik mengatakan, konsumsi bahan alam Indonesia kini semakin meningkat karena adanya efek samping senyawa sintetik sehingga orang ingin kembali ke alam dengan mengonsumsi obat tradisional. Selain itu, karena krisis ekonomi dan mahalnya obat sintetik, obat tradisional menjadi obat alternatif.

Belum berani

Prof Wahyuning Ramelan dari Program Studi Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, mengatakan, dokter belum berani meresepkan obat tradisional karena obat tradisional belum atau tidak tergolong obat yang secara medik memiliki bukti-bukti empiris yang tidak diperdebatkan lagi (evidence base medicine).

Obat tersebut merupakan obat yang telah diteliti melalui proses yang panjang dan lama sehingga dipastikan unsur/zat aktifnya, diketahui efek farmakologiknya, dipastikan dosisnya, diketahui efek sampingnya, dan dipastikan proses pembuatannya.

Ke depan, Indonesia harus berani memulai penelitian obat tradisional agar tidak didahului dan justru dipatenkan oleh bangsa lain.

”Peneliti itu juga harus bisa menghasilkan uang dari penelitiannya,” kata Sidik