Skip to content

Misteri Pencarian Putera Tsar Berakhir Dengan Test DNA

Waktu 90 tahun tidak membuat pihak Rusia putus asa dalam mencari kepastian nasib keluarga Tsar Nicholas II, tsar terakhir Rusia. Dan, hari Rabu (16/7) kejaksaan Rusia memastikan bahwa sisa jenazah yang ditemukan tahun lalu adalah jenazah Pangeran Alexei (13), satu-satunya putra Tsar Nicholas II. Juga dipastikan jenazah Putri Maria, satu dari empat anak perempuan Tsar.

Analisis menggunakan contoh DNA yang diperoleh dari bagian gigi mengungkapkan semuanya. Sisa jenazah putra-putri Tsar itu ditemukan dekat Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural.

Dengan demikian, tepat pada ulang tahun ke-90 tewasnya keluarga tsar terakhir Rusia oleh tentara Bolshevik, misteri putra Tsar Nicholas II pun berakhir.

Sejak pecahnya Uni Soviet pada 1991, warga Rusia secara bertahap tetapi pasti mulai mengembalikan kebesaran nama Nicholas II. Gereja Ortodoks Rusia menganggap raja terakhir Rusia itu sebagai martir dan memberikan pemakaman kenegaraan pada 1998 di Katedral St Petersburg. Akan tetapi, ketika itu keberadaan Pangeran Alexei dan Putri Maria masih misteri.

”Dia adalah pemimpin kekaisaran Rusia. Bagaimana bisa pemimpin kekaisaran Rusia tidak dianggap hebat?” ungkap Roman Novochenko, ahli teknik berusia 24 tahun, yang ikut memperingati 90 tahun tewasnya Tsar Nicholas II di depan gereja di Yekaterinburg.

Perang sipil

Keluarga Romanov memerintah Rusia melalui hak turun- temurun selama tiga abad sebelum pecah Perang Dunia I, yang menghancurkan ekonomi dan keguncangan sosial. Dua revolusi pun pecah pada 1917, yang memaksa Nicholas II turun takhta.

Tsar Nicholas II adalah putra tertua Alexander III, lahir pada 6 Mei 1868, dan naik takhta setelah kematian ayahnya pada 20 Oktober 1894. Dia resmi diangkat sebagai tsar pada 14 Mei 1896. Hanya saja, peristiwa penobatan ini diwarnai peristiwa memilukan, yaitu tewasnya sekitar 1.500 warga saat berdesak- desakan berebut hadiah.

Para prajurit komunis Bolshevik yang menangkap mereka memindahkan keluarga Tsar ke Czarskoe Selo kemudian ke Siberia. Keluarga Tsar kemudian dipindahkan ke Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural.

Pada 17 Juli 1918, para pengikut setia Tsar berhasil mendekati posisi Yekaterinburg, membuat tentara Bolshevik menembak mereka di lantai bawah tanah yang kotor. Jenazah keluarga Tsar kemudian dikuburkan untuk menghilangkan jejak.

Kini, 90 tahun sudah berlalu. Gereja di Yekaterinburg, yang dibangun di tempat tentara Bolshevik menembak keluarga Kaisar, selalu penuh didatangi pengikut Ortodoks Rusia.

Mereka berdoa dan mencium patung tsar terakhir Rusia itu, bersama istri, seorang anak lelaki, dan empat anak perempuannya.

Meski tidak sempat mengenal mereka, kenangan atas keluarga tsar terakhir itu nyata masih hidup di sebagian rakyat Rusia. Beberapa dari mereka bahkan menganggap tsar terakhir Rusia itu seperti tuhan.

Namun, warga Rusia pun tidak kalah kreatifnya untuk menentukan siapa sebenarnya yang lebih populer. Stasiun televisi Pemerintah Rusia kemudian menyelenggarakan pengumpulan pilihan publik mengenai siapa tokoh Rusia yang paling mereka banggakan.

Dari hasil sementara hingga Senin (14/7), diktator Soviet Josef Stalin dan Tsar Nicholas II bertarung ketat menjadi yang paling dipilih oleh rakyat Rusia.

Lebih dari 2,3 juta pemilih, seperti dilaporkan The Moscow Times, menyampaikan suaranya melalui internet. Stalin memimpin dengan 252.360 pemilih, sedikit lebih unggul atas Nicholas II, dengan 252.262 pemilih.

Posisi kedua tokoh itu dibuntuti pemimpin Soviet Vladimir Lenin (171.224), penyanyi rakyat Vladimir Vysotsky (150.405), dan Peter Agung (115.115 suara).

”Saya menghimpun massa untuk Nicholas II di Odnoklassnikiru,” kata Alexander Lyubimov, pembaca berita televisi sekaligus pengagum Tsar