REMAJA yang menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik lebih berisiko mengalami depresi daripada remaja yang lebih memilih untuk membaca, menurut studi di University of Pittsburgh School of Medicine.
Penelitian yang melibatkan 106 peserta ini tentunya menambah bukti bahwa paparan media terkait dengan kesehatan emosional. Selama dua bulan, peneliti meminta peserta uji coba selama puluhan kali untuk melaporkan jenis media yang mereka terima, termasuk televisi, musik, video game, internet, majalah, dan buku.
Para ahli menemukan remaja yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka mendengarkan musik 8,3 kali lebih berisiko menjadi depresi. Di sisi lain, mereka yang lebih suka membaca buku sebagian besar ahnya sepersepuluhnya yang berisiko depresi.
“Pada titik ini, tidak jelas apakah orang depresi mendengarkan musik sebagai pelarian atau apakah mendengarkan musik dalam jumlah besar dapat menyebabkan depresi atau keduanya. Apa pun itu, temuan tersebut dapat membantu dokter dan para orang tua menyadari adanya kaitan antara media dan depresi,” kata Dr Briaqn Primack, asisten profesor kedokteran dan pediatri di Pitt’s School of Medicine, seperti dikutip dari Fox News, Selasa (5/4).
“Penting juga diketahui bahwa membaca dikaitkan dengan kecilnya risko depresi,” tambahnya. Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, penyakit depresi diperkirakan memengaruhi satu dari 12 remaja. Studi ini diterbitkan dalam edisi April dalam jurnal Archives of Pediatric and Adolescent Medicine.
Siapa sangka,,,, yang menurut banyak orang membuat depresi , justru itu membuat pinta. Dan yang oran kira itu menyenangkan dengan musik, justru lebih cepat kena depresi.
Comments are closed.