Skip to content

Pembangkit Listrik Tenaga Metana Berkapasitas 2,5 Megawatt Pertama Kali Beroperasi Di Indonesia Tahun 2023

Produksi gas metana batu bara untuk kelistrikan akan dimulai pada kuartal kedua 2023 sebesar satu juta kaki kubik per hari atau setara 2,5 megawatt. Dengan potensi sebanyak 453,3 triliun kaki kubik, terbuka peluang untuk mendapatkan sumber energi alternatif yang melimpah dari gas metana batu bara.

Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Budi Indianto mengatakan hal tersebut di Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/2). Produksi perdana gas metana batu bara akan dilakukan operator West Sangatta CBM Ltd melalui tujuh sumur yang tengah dipersiapkan.

Pada akhir tahun, lanjut Budi, lima kontraktor kontrak kerja sama pemilik wilayah kerja gas metana batu bara memproduksi hingga 5,5 juta kaki kubik per hari atau setara 13,75 MW. Saat ini sudah ada 23 wilayah kerja gas metana batu bara, 13 wilayah kerja lagi tengah ditawarkan.

Budi memperkirakan cadangan gas metana batu bara ada hingga lebih dari 20 tahun mendatang. ”Gas metana batu bara bisa menjadi jawaban untuk masalah kelistrikan,” kata Budi.

Ketua Komite LNG, Gas, dan Gas Metan Batu Bara dari Asosiasi Petroleum Indonesia Larry Marks mengatakan, gas metana batu bara merupakan industri berbiaya tinggi. Satu fasilitas gas metana batu bara bisa membutuhkan sistem pipa yang kompleks serta fasilitas pengolahan air yang luas. Dari sisi lingkungan, proses eksploitasi bisa berhadapan dengan isu air tanah ataupun dampak sosial karena bisa berdampingan dengan hutan ataupun pemukiman.