Benarkah pria hanya akan memilih wanita dengan tubuh singset dan betis indah seperti Ken Dedes? Jawabannya: belum tentu.
Sebuah penelitian menunjukkan, seorang pria dalam memandang lawan jenis yang menarik dapat berubah tergantung pada lingkungan dan keadaan yang melingkupinya. Saat sedang stres, misalnya, pria lebih memilih wanita yang lebih gemuk.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE itu, melaporkan bahwa saat seorang pria ditempatkan dalam situasi stres, kemudian diminta untuk menilai daya tarik perempuan dengan ukuran tubuh yang bervariasi, mereka cenderung lebih memilih perempuan “berbobot”, dibandingkan dengan laki-laki tanpa tekanan yang cenderung memilih wanita ramping.
“Ini menunjukkan bahwa preferensi ukuran bukan bawaan, tapi fleksibel,” kata Martin Tovée dari Newcastle University di Inggris, salah satu peneliti.
Tovée dan koleganya, Viren Swami dari Universitas Westminster, sebelumnya telah menemukan bahwa pria dalam kondisi tertekan – seperti kelaparan ekstrem – cenderung menilai wanita gemuk lebih menarik. Para peneliti menduga mekanisme biologis yang mendasari, seperti gula darah dan kadar hormon, memainkan peran utama.
“Penelitian kami di beberapa daerah di Malaysia dan Afrika menunjukkan bahwa di lingkungan miskin di mana sumber daya langka, orang lebih memilih pasangan dengan berat badan lebih,” kata Tovée. Sedang di lingkungan dengan sumber daya lebih kaya, seperti Inggris atau Amerika Serikat, preferensinya berbeda lagi, yaitu memilih yang kurus hingga normal.
Untuk menguji teori ini lebih jauh, para peneliti merekrut beberapa relawan pria dan memanipulasi tingkat stres mereka – kunci masalah bagi orang yang tinggal di lingkungan miskin. Mereka diminta untuk “menjual” diri mereka sendiri selama lima menit, dan kemudian menghitung jawaban atas masalah matematika sederhana di bawah tekanan waktu.
Setelah itu, semua peserta penelitian ditunjukkan gambar 10 wanita dengan tipe tubuh mulai dari kurus ke gemuk dan diminta untuk memeringkat mereka berdasarkan daya tarik mereka.
Gambar diberi nomor pada skala 1 sampai 10 berdasarkan indeks massa tubuh (BMI), dengan 1 mewakili sangat kurus dan 10 untuk obesitas. Dalam penelitian itu, pria di bawah tekanan cenderung memilih wanita dengan skala 10. Sementara kelompok kontrol – pria yang tak dibuat stress – memilih wanita dengan skala 4.
“Pergeseran ini menunjukkan stres mengubah apa yang Anda temukan menarik pada diri calon pasangan, dan itu adalah faktor lain membantu Anda untuk mengoptimalkan kesesuaian preferensi pasangan Anda dengan lingkungan Anda,” kata Tovée.
Penelitian ini mungkin membantu orang yang menderita gangguan makan dan yang menganut paham serba ideal dalam ukuran tubuh. “Informasi dari artikel ini dapat berguna dalam terapi kecemasan dan gangguan makan,” kata Dr Igor Galynker, ketua Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Beth Israel Medical Center pada ABC News. “Informasi ini bisa menjadi alternatif untuk pikiran seperti, “Saya gemuk; tidak ada seorangpun yang akan meilhat saya menarik.”