Skip to content

Perubahan Iklim Memicu Percepatan Evolusi Manusia

Spesies tertentu makhluk hidup dapat bertahan hidup pada perubahan cuaca yang ekstrem. Hal itu diungkapkan ahli genetika dari Universitas British Columbia, Rowan Barrett, di Vancouver, Kanada, Jumat (6/8). Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, seekor spesies ikan mampu bertahan selama tiga generasi dari perubahan cuaca yang tajam.

Penelitian yang dilakukan bersama peneliti Eropa itu dilakukan dengan cara memindahkan ikan air laut ke dalam kolam yang suhu airnya diturunkan secara bertahap. Hasilnya, ikan-ikan tersebut mampu bertahan selama tiga generasi. Ikan pada generasi terakhir mampu bertahan pada suhu air 2,5 derajat di bawah suhu air yang dialami buyut mereka. Kondisi serupa diyakini juga dapat terjadi pada beberapa spesies makhluk hidup lain. Namun, Barrett mengingatkan, lompatan evolusi itu dapat memicu kematian dalam jumlah besar.

Sebanyak 95 persen ikan yang digunakan dalam penelitian itu mati dan hanya 5 persen yang mampu bertahan hidup. Perubahan cuaca yang ekstrem itu ternyata tidak menjamin keberlangsungan populasi makhluk hidup dan hal itu merupakan bencana besar. ”Ada konsekuensi yang harus dialami makhluk hidup untuk dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang berubah ekstrem,” katanya. Meski demikian, para peneliti belum memastikan apakah mekanisme bertahan hidup itu dapat dilakukan makhluk hidup yang tinggal dalam suhu yang bertambah panas, bukan bertambah dingin seperti penelitian terhadap ikan-ikan itu. Padahal, selama beberapa dekade terakhir, temperatur global justru naik yang membawa perubahan suhu panas atau dingin yang ekstrem secara bergantian.