PT Bisi Internasional melalui distributornya, PT Tanindo, menjanjikan lahan percontohan (demplot) dan pendampingan intensif kepada petani Desa Jambangan, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Perusahaan produsen benih itu juga akan mengajak petani melakukan studi banding ke daerah lain yang berhasil memproduksi padi varietas Intani 2.
PT Tanindo menempuh upaya tersebut setelah mendatangi dan meneliti lahan pertanian Kelompok Tani Sukamaju 4 yang ditanami Intani 2. Hasil panen padi hibrida itu tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Produksi padi hibrida itu hanya 4-5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar, padahal kemampuan produksi normalnya rata-rata 8-10 ton GKP per hektar. Hal itu membuat kelompok tani merugi total Rp 75 juta atau Rp 5 juta per hektar.
Market Development PT Tanindo Wilayah Jateng-DI Yogyakarta Ruli Ramadhani, Rabu (12/5), mengatakan, kurangnya produktivitas padi hibrida Intani 2 bukan karena benih tidak berkualitas. Faktor cuaca dan keterlambatan pemupukan juga mengakibatkan padi tumbuh tidak merata dan bulir kosong.
Pertanian di Desa Jambangan merupakan lahan tadah hujan yang hanya sekali ditanami padi. Selain itu, desa itu berada di daerah pantai sehingga perubahan cuaca sangat berpengaruh.
”Di sisi lain, kami juga kurang mendampingi para petani secara intensif. Untuk itu, kami akan membuat lahan percontohan di desa itu dengan pendampingan intensif tenaga ahli dari PT Tanindo serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang,” kata Ruli.
Terkait harga GKP Intani 2 yang rendah, Rp 1.800 per kg, kata Ruli, harga rendah itu merupakan permainan tengkulak karena tahu itu jenis padi baru.
Ketua Kelompok Tani Sukamaju 4 Masrab membenarkan hasil penelitian PT Tanindo terkait faktor cuaca dan keterlambatan pemupukan. Menurut dia, para petani menyetujui solusi yang diberikan PT Bisi Internasional. Petani juga meminta jaminan produktivitas dan harga padi Intani 2 tidak jatuh.
Seyogyanya..pada lot Padi yang mengalami masalah,Dimonitor dengan baik,kalau sdh trpantau,ditarik saja dari sistem penyaluran.
saya ppl rawang.kelompok tani yang saya bina ada sekitar 15 Ha menggunakan intani2 pada lahan tersebut sudah terlihat pda saat primordia padi tdak serentak kluar semua .gimana solusinya .alnya saya takut di kejar2 para petani karena hasilnya jelek.padi tdk merata keluar .ada yang masih primordia,ada yang sudah kuning ada yang baru pengisian .jdi sya bingung entah gimana ,tolong cek ke areal ASAHAN di kecamatan Rawang Panca Arga.para petani disana sudah resah .kmi btuh keterangan dan anjuran jga solusi dari kebijakan dari pt Tanindo
Selamat unt lebih bisa berproduksi dengan baik…
Comments are closed.