Skip to content

Revolusi Sebuah Kamera Digital Dari Lumix

Perkembangan teknologi kamera digital rasanya tidak akan pernah berhenti. Produk-produk baru terus membanjiri pasar, termasuk jenis kamera saku dengan beragam fitur baru yang memiliki kemampuan mendekati kamera digital single lens reflex (DSLR).

Akhir Juli lalu, produsen elektronik asal Negeri Sakura, Panasonic, memperkenalkan kamera saku seri terbaru, Lumix DMC-LX3. Kamera ini diluncurkan pertama kali untuk pasar Asia Pasific melalui sebuah acara seminar optik di Hongkong.

Melanjutkan sukses dari seri terdahulu, Lumix DMC-LX2, Panasonic menghadirkan Lumix DMC-LX3 yang dirancang untuk mengatasi berbagai persoalan yang umumnya dialami sebuah kamera saku.

Sering kali pengguna kamera saku mengalami kesulitan tatkala memotret sebuah obyek di ruang yang sangat sempit. Obyek foto tidak seluruhnya bisa tertangkap oleh lensa kamera, padahal kita menginginkan pengambilan gambar yang lebih luas.

Lumix LX3 yang dilengkapi dengan lensa super lebar 24 mm bisa dengan leluasa mengambil obyek foto dari sudut yang sempit sekali pun. Bila lensa standar 24 mm dirasa masih kurang lebar, Panasonic menyediakan konverter lensa tambahan DMW-LW46 yang mampu memperluas sudut pengambilan gambar hingga 18 mm.

Keunggulan lain dari lensa Leica DC Vario-Summicron 24-60 mm ini adalah memiliki bukaan diafragma yang sangat besar hingga f/2.0. Bukaan yang besar banyak membantu saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang sangat minim.

Lumix LX3 mengalami perubahan penting pada komponen sensor CCD yang dirancang lebih peka. Sensor CCD sebagai komponen inti sebuah kamera digital memiliki fungsi penting dalam merekam cahaya dan memprosesnya menjadi sebuah gambar. Lumix LX3 menerapkan teknologi High sensitivity CCD dengan resolusi efektif hingga 10.1 megapiksel. Teknologi ini mampu menghasilkan gambar dengan sangat tajam meski mengalami croping yang sangat ekstrem. Tidak hanya itu, teknologi High sensitivity CCD ini mampu meminimalkan noise (butiran kasar pada gambar) sekalipun menggunakan iso tinggi.

Kamera saku yang memiliki dua varian warna, hitam dan silver, ini mampu merekam gambar dalam format JPEG dan RAW hingga berukuran maksimal 3968 x 2232 pixel. Dengan full resolution image 2.5 frame per second, Lumix LX3 mampu merekam sebanyak 8 frame pada setingan kualitas gambar (image quality) standard, 4 frame untuk image quality fine, 3 frame untuk image quality RAW, sementara pada setingan high speed brust mode kamera ini mampu merekam sebanyak 6 frame.

Lumix LX3 dengan cerdas menghadirkan teknologi iA (intelligent Auto) yang sangat membantu para pemula dan masyarakat awam menghasilkan gambar dengan kualitas yang baik. Seluruh pengoperasian dikontrol kamera yang dilengkapi dengan teknologi Mega O.I.S (optical image stabilizer), Intelligent ISO Control, Intelligent Scene Selector, Intelligent Exposure, Face Detection, dan AF Tracking.

Teknologi Mega O.I.S (optical image stabilizer) berfungsi untuk mengatasi getaran yang terjadi pada kamera (camera shake). Sementara Intelligent ISO Control secara otomatis dapat menaikkan dan menurunkan iso kamera sesuai dengan kebutuhan pencahayaan.

Intelligent Scene Selector adalah pilihan menu program pengoperasian kamera untuk berbagai kebutuhan pemotretan. Fungsi lain adalah Intelligent Exposure, yang secara otomatis bekerja mengatur intensitas pencahayaan. Hal yang menarik dari seluruh teknologi iA adalah fungsi Face Detection dan AF Tracking. Dengan Face Detection, kamera hanya akan mencari wajah-wajah manusia sebagai titik fokusnya. Sekalipun obyek bergerak, secara otomatis kamera akan mencari dan mengarahkan titik fokus kepada wajah tersebut.

Tidak jauh berbeda dengan Face Detection, AF Tracking memiliki fungsi yang hampir sama. Kamera secara otomatis mampu melacak titik fokus yang sudah kita kunci sebelumnya. Meski obyek bergerak dan berpindah tempat, titik fokus akan tetap terkunci mengikuti pergerakan obyek.

Keunggulan lain yang dimiliki Lumix DMC-LX3 dari kamera kompak lainnya adalah dapat dioperasikan secara manual penuh. Pengaturan kecepatan rana (shutter speed), bukaan diafragma (aperture), dan titik fokus dengan mudah dikendalikan oleh joystik yang berada di belakang bodi kamera.

Selain menggunakan SD card memory sebagai media penyimpan gambar, Lumix LX3 memiliki internal memory 50 MB yang cukup menyimpan 14 gambar dengan image quality fine.

Untuk urusan power suply, kamera kompak berbobot 229 gram ini memiliki baterai yang mampu bertahan hingga 380 frame. Namun, bila ingin memaksimalkan daya tahan baterai, LCD monitor sebagai jendela bidik (viewfinder) dapat dimatikan dan diganti fungsinya oleh external optical viewfinder DMW- VF1 24 mm yang dapat dipasang di hotsoe (dudukan flash).

Akhir tahun 2020, Lumix LX3 rencananya akan hadir di Indonesia. Namun, mengenai harga, Panasonic Indonesia belum secara rinci menyebutkan berapa nilai nominal untuk kamera revolusioner ini.

1 thought on “Revolusi Sebuah Kamera Digital Dari Lumix”

  1. Pingback: Recent Links Tagged With "kamera" - JabberTags

Comments are closed.