Warga Dusun Rimbacandi, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, menemukan ribuan tinggalan masa megalitikum berupa lupang batu di pinggir Sungai Merah. Lumpang batu ini letaknya berjejer menelusuri alur Sungai Merah sepanjang 4 kilometer.
Lumpang batu yang ditemukan warga di Pagaralam, Jumat, jumlahnya cukup banyak, dengan posisi berjejer di sepanjang aliran Sungai Merah di daerah perbatasan antara Kota Pagaralam dengan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
“Megalit lumpang batu ini posisinya berada di tengah hutan belantara dan di aliran Sungai Merah berjarak sekitar 30 kilometer dari permukiman warga atau harus menempuh empat jam dengan berjalan kaki menelusuri hutan Rimbacandi,” kata Yarsana, warga setempat.
Menurut dia, megalit ini ditemukan ketika tim ekspedisi melakukan penjelajahan di kawasan Bukit Raje Mandare dan hutan Rimbacandi.
“Bentuk lumpang batu itu cukup unik, bulat dengan diameter sekitar 30 centimeter atau sama dengan lingkaran bola voli dan dengan dalam sekitar 15 cm,” kata dia.
“Selain itu, di sekitar lumpang batu itu, juga terdapat dinding terbuat dari batu setinggi puluhan meter menyerupai susunan batu bata, hanya saja bentuknya tipis dan memanjang,” kata Yarsana lagi.
Diduga lumpang batu ini memang sengaja dibuat oleh nenek moyang zaman Kerajaan Sriwijaya, karena disekitar alur Sungai Merah terdapat tambang emas.
Kemungkinan lumpang batu itu sebagai alat untuk pengolahan emas pada zaman Kerajaan Sriwijaya, karena di lokasi itu masih ditemui warga setempat melakukan penambangan secara tradisional.
Cukup banyak bebatuan yang ditemukan di lokasi tersebut, seperti lesung batu, kursi batu, ranjang batu dan ornamen mirip dengan pintu gerbang candi.
“Cukup banyak penemuan megalit di kawasan Rimbacandi termasuk arca, dan batu-batu mirip dengan reruntuhan bangunan candi,” ujar dia lagi.
Ketua Tim Balai Arkeologi Palembang Sumsel, Kristantina Indriastuti, membenarkan, memang di tanah Pasemah meliputi Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, Emmpatlawang dan termasuk Provinsi Bengkulu, cukup banyak ditemukan peninggalan prasejarah.
“Megalit yang baru ditemukan di Rimbancandi Kota Pagaralam itu, masih perlu diteliti lagi untuk mengungkap yang lainnya,” ujar dia.
Kristantina mengatakan, penemuan ribuan lumpang batu di alur Sungai Merah Dusun Rimbacandi, Kelurahan Candijaya, Kecamatan Dempo Tengah, kemungkinan merupakan alat untuk pengolahan emas pada zaman Kerajaan Sriwijaya.
“Namun perlu dibuktikan secara ilmiah untuk mengetahui dengan pasti, peninggalan zaman apa dan berapa tahun umurnya,” kata dia lagi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pagaralam, Sukaimi, didampingi Sekretaris, M Helmi, mengatakan, penemuan ini cukup luar biasa, apalagi megalit lumpang batu ditemukan dalam satu lokasi dan jumlahnya mencapai ribuan.
“Sebagian besar sudah dilakukan pendataan dan pembebasan lahan, namun kalau yang baru ditemukan ini perlu dilakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Bengkulu, karena letaknya berada di perbatasan dua daerah di sini,” ujar dia.
Ia melanjutkan, pemerintah sudah mengalokasikan dana untuk pemeliharaan semua penemuan benda bersejarah termasuk membuat museum tempat menyimpan berbagai benda yang memiliki nilai sejarah tersebut.
keren…..sy pernah liat tuh
thks for the info!
Comments are closed.