Dalam kompleks Danau Malili saja, jelas Fadly Y Tantu, dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, ditemukan biota-biota endemik, yaitu 32 jenis ikan, 9 jenis udang air tawar, 87 jenis diatom, 26 jenis gastropoda, dan 5 jenis kepiting air tawar.
Hilangnya biota danau
Penelitian terbaru menemukan hilangnya beberapa biota endemik itu, yaitu Xenopoecilus sarasinorum dari Danau Lindu dan ikan moncong bebek (Adrianichthys kruyti) dari Danau Poso. “Hilangnya ikan-ikan itu disinyalir akibat introduksi atau ditebarkannya beberapa eksotik dari luar kawasan ke dalam danau, antara lain ikan mas, mujair, tawes, sepat, lele, dan gurami,” kata Fadly, yang penelitiannya di kompleks Danau Malili.
Ia juga menemukan adanya jenis-jenis cichlid Afrika, seperti mujair, nila, dan louhan. Dia menemukan dalam lambung ikan louhan penuh dengan sisik ikan dan larva ikan. Temuan ini menjadi kekhawatiran, ikan introduksi menjadi pemangsa bagi ikan asli. Ia mengkhawatirkan kasus hilangnya ikan asli Danau Lindu dan Danau Poso akan terulang lagi pada ikan asli penghuni kompleks Danau Malili.
Ikan introduksi ini berpotensi mengancam keberadaan ikan asli, karena ikan asing itu menjadi pesaing makanan, tempat, dan bahkan pembawa penyakit bagi ikan asli danau.
“Kami berpendapat program pemerintah melalui dinas perikanan yang melakukan introduksi ikan ke danau-danau itu telah gagal karena telah menyebabkan hilangnya biota endemik danau tersebut,” ujar Fadly.