Gaya hidup digital sudah menjadi milik semua orang, setidaknya perangkat seperti telepon seluler sudah bisa menjadi perangkat yang dibutuhkan. Merayakan Lebaran dengan ponsel tidak saja tetap terhubung dengan saluran komunikasi, tetapi juga sekaligus bisa menciptakan nuansa yang meriah di hari yang fitri mendatang.
Harus diakui bahwa iPod dengan tidak banyak berkomentar berhasil membuat sebuah tren hiburan digital yang sangat praktis. Dasarnya adalah perangkat pemutar musik (kemudian dengan video) digital sangat sederhana dan dilengkapi dengan memori internal sebagai penyimpan berkas musik (maupun video) berformat digital.
Upaya ini didukung setidaknya oleh pembuat perangkat audio serius JBL dengan perangkat penguat suara khusus iPod yang juga praktis. Dengan menciptakan berbagai perangkat sistem audio yang ringkas, sederhana, dan bermutu ini, iPod berhasil membuat sebuah alur baru dalam dunia audio.
Perangkat docking khusus digital player bagi iPod ini akhirnya juga diikuti secara diam- diam oleh produsen lain, terutama dari China, untuk mendapatkan solusi murah. Tren iPod ini memang lebih dikenal kalangan atas (terutama kaum muda) yang memang lebih cepat menerima pengaruh perubahan digital.
Sementara dari para vendor ponsel juga melakukan sebuah rintisan, yang sangat menonjol seperti Sony Ericsson yang menjadi penerus bagi Walkman, Motorola dengan ponsel ROKR, tidak ketinggalan dengan Nokia, dan bahkan ponsel-ponsel buatan China sudah mengusung tema ponsel musik.
Persaingan yang sangat keras dari vendor ponsel membuat para konsumen justru menjadi tidak fokus. Sebuah cara dilakukan, mulai dari membeli musik secara online dari ponsel sampai fasilitas mencari identitas sebuah lagu dengan TrackID (khusus untuk ponsel Walkman) atau SongID untuk Motorola.
Semua upaya yang merevolusi teknologi analog ini memang membutuhkan waktu bagi para konsumen, terutama yang secara tradisional menikmati hiburan dari perangkat elektronik. Di mana kemudahan dalam mengoperasikan alat sangat berperan besar, kerumitan memang juga muncul kemudian dengan adanya perangkat seperti equalizer, mixer bagi sebagian kecil penggemar audio.
Memori
Salah satu produk digital yang sukses menggantikan media penyimpan adalah kartu memori (digital). Harganya saat ini sudah jauh lebih murah dan kapasitasnya juga sangat besar sekalipun masih belum bisa mengungguli harga untuk piringan optis, seperti CD-ROM ataupun DVD-ROM.
Yang mengagumkan sebuah memori microSD yang sebesar kuku, kapasitasnya sudah jauh lebih besar dari keping CD-ROM yang mampu memuat sekitar 200 lagu atau sekitar 600 megabyte (MB). Untuk sebuah microSD kapasitasnya bisa sampai 2 gigabyte (GB) atau tiga kali CD-ROM, bahkan saat ini jenis microSDHC di pasaran bisa dijumpai sampai 8 GB.
Harga CD-R rata-rata Rp 2.000 per keping, memori microSDHC 4 GB saat ini sekitar Rp 200.000. Namun, kedua penyimpan ini sudah jauh lebih murah dan kapasitas jauh lebih baik daripada penyimpan kaset magnetis yang masih dijual dengan Rp 3.000 untuk kaset C-60 atau satu jam rekam sekitar 15 lagu analog.
Kelebihan kartu memori (termasuk internal memori seperti pada iPod) adalah sangat kecil yang tepat untuk digunakan sebagai media rekam perangkat bergerak. Bukan hanya tidak memakan tempat, melainkan penyimpan yang tidak membutuhkan gerakan mekanis ini tahan terhadap guncangan, lebih cepat dibaca/disimpan dan hemat energi.
Namun, belum semua bisa menerima, bagaimana media sebesar kuku ini mampu menyimpan lagu dengan kualitas jauh lebih baik dari kaset atau bahkan juga piringan hitam. Sama seperti ketika format digital MP3 mulai diperkenalkan kepada pencinta audio.
Namun, memang kelebihan itu masih mengandalkan campur tangan komputer untuk mengorganisasi sampai ratusan bahkan ribuan lagu. Memang mengisikan lagu bisa juga melalui sarana seperti Bluetooth dari sesama perangkat genggam, tetapi tidak semudah melakukan dengan perangkat seperti komputer.
Atau bisa juga mengisikan ke jasa pengisian di pusat-pusat penjualan ponsel seperti Roxi yang ditawarkan Rp 10.000 per tiga lagu dan bisa lebih murah untuk jumlah yang lebih banyak. Namun, tentu untuk mengisi dalam jumlah besar akan lebih baik menggunakan komputernya sendiri dan lagu bisa di-download dari situs-situs tertentu.
Perkembangan kartu memori ini yang sebenarnya mendorong tren audio bergerak dan sudah tentu mengubur media kaset yang pernah mencapai puncaknya pada era Walkman. Meski demikian, sampai sekarang kaset masih tetap dijual dan pemutar musik di toko-toko elektronik masih didominasi pemutar kaset.
Tren
Sekalipun bagi produsen elektronik pemutar musik untuk meninggalkan kaset, secara perlahan sudah ada beberapa produk di pasar yang sudah menyertakan slot kartu memori SD secara khusus. Pada awalnya sistem audio memang baru berani memberikan slot USB untuk memori flash.
Yang unik justru produk buatan China yang berani menyertakan slot kartu memori SD pada pemutar CD dan DVD. Bahkan, produk seperti Simbadda berani membuat player yang khusus hanya untuk memainkan ulang dari kartu memori SD, ini sebenarnya tidak aneh karena ponsel sudah melakukan itu.
Produk China lain, sebut saja seperti Sahitel, Sanken, secara terbatas sudah memulai. Bahkan, Philips sebagai vendor besar setidaknya sudah ada produk docking iPod yang menyertakan slot memori SD ini. Sedangkan produsen seperti Polytron tahun ini juga sudah mengeluarkan versi compo Funtastix yang dilengkapi dengan slot SD.
Seharusnya produsen seperti Polytron ini bisa lebih cepat menangkap tren ini. Kelebihan Polytron terutama pada kemampuan mereproduksi suara yang lebih baik dibandingkan produk dari China. Modal kualitas sudah ada, tetapi kecepatan dalam mengemas agak lambat dan kreativitas dalam mengemas harus lebih agresif sekalipun tidak harus mendukung iPod.
”Begitu dipamerkan pada awal tahun di Pameran Elektronik Las Vegas, AS, beberapa bulan kemudian sudah ada dalam pameran di China. Kelebihan Polytron terutama dalam menghasilkan suara kencring pada frekuensi tinggi,” kata Budi Hartono, Direktur PT Sentra Media Pariwara, yang sering ditugasi melihat tren elektronik ketika masih bekerja untuk perusahaan elektronik Intel di Surabaya.
Beberapa perusahaan China lain seperti Edifier, selain solusi audio portabel, docking iPod, multimedia pada komputer sampai kebutuhan sistem audio serius. Kemudian ada juga Altec Lansing yang lebih spesifik pada kebutuhan multimedia.
Sementara Polytron dalam kiprahnya belakangan tidak hanya mampu mereproduksi suara berfrekuensi tinggi, tetapi juga melahirkan pembangkit suara bas yang ringkas. Hanya sayang, kelebihan yang dipatenkan secara internasional ini setidaknya masih diandalkan untuk sistem audio pada TV.
Bagaimanapun pengguna komputer, termasuk pemakai iPod, adalah konsumen menengah ke atas yang tidak lagi sekadar mendengarkan musik seadanya. Mereka sudah mempertimbangkan kualitas. Maka, produsen seperti Polytron yang sudah memiliki modal sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan itu kalau perlu, bahkan, bisa menyaingi JBL sekalipun.