Skip to content

Wabah Cacar Monyet Merebak Di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan tengah menyiapkan pasokan vaksin dari berbagai negara untuk menangani wabah cacar monyet atau virus Mpox di Indonesia. Vaksin yang akan diterima itu salah satunya berasal dari bantuan ASEAN sebanyak 2.850 dosis. Selain itu, pemerintah Indonesia juga memesan vaksin sebanyak 1.600 vial dari Denmark.

“Untuk vaksinasi kami juga sedang proses. Terkait vaksinasi kita mendapat bantuan dari ASEAN, ada kurang lebih 2.850 dosis vaksin Mpox,” ujar Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono saat konferensi pers via Zoom

Indonesia melakukan pemesanan 1.600 vial vaksin dari Denmark

Persiapan itu jadi bagian dari strategi penanganan Mpox di Indonesia, terutama setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan keadaan darurat kesehatan global atas Mpox di Afrika.

Selain menyiapkan vaksin, Kemenkes memperkuat pemantauan alias surveilans terkait temuan kasus Mpox di semua fasilitas kesehatan (faskes). Yudhi mengatakan penguatan itu turut dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi.

Tak hanya itu, Kemenkes menyiapkan laboratorium rujukan yang sejauh ini mencapai 12 fasilitas di berbagai daerah di Indonesia. “Pertama, kami melakukan penguatan surveilans, melakukan upaya untuk menemukan kasus di seluruh faskes,” ujar Yudhi.

“Kami juga menyiapkan laboratorium rujukan, untuk Mpox ini secara nasional ada 12 laboratorium rujukan dari Sumatera sampai Papua,” lanjutnya.

Yudhi menegaskan stok obat-obatan untuk para pasien Mpox yang terkonfirmasi telah disiapkan. Beberapa di antaranya, obat antivirus dan obat-obatan yang sesuai dengan gejala pasien.

Bagi pasien dengan gejala ringan, Kemenkes menerapkan isolasi mandiri dengan diawasi Puskesmas setempat. Namun, bagi pasien dengan komorbid, faskes akan mempertimbangkan untuk perawatan di rumah sakit.

“Untuk perawatan apabila ringan cukup isolasi mandiri di rumah, pengawasan dari puskesmas setempat. Jika ada komorbid kita bisa evaluasi apakah perlu dirawat di rumah sakit,” lanjutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya resmi menetapkan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.

Status darurat kesehatan global diumumkan WHO pada Rabu (14/8) lalu setelah mengadakan pertemuan dengan para ahli untuk mempelajari wabah tersebut. Hasil pertemuan itu menjadi rekomendasi kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Hari ini, komite darurat bertemu dan memberi tahu saya bahwa menurut pandangannya situasi tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu,” kata Tedros dalam konferensi pers, dikutip AFP.

Daftar Kasus Terkonfirmasi Cacar Monyet

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat total 88 kasus konfirmasi cacar monyet alias Mpox sejak 2022 hingga Agustus 2024. Total kasus konfirmasi itu terbagi dari 1 kasus pada 2022, 73 kasus pada 2023, dan 14 kasus pada 2024. Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono menyebut dari total kasus itu, 87 kasus berakhir sembuh dan satu kasus masih dalam proses penyembuhan sejak dikonfirmasi pada Juni lalu.

“Total sejak 2022 hingga 2024 itu ada 88 kasus konfirmasi, kemudian yang sembuh ada 87, dan yang satu sedang proses penyembuhan karena baru terkena Juni lalu,” ujar Yudhi dalam konferensi pers via Zoom.

“Pada 2022 itu ada 1 kasus konfirmasi, pada 2023 itu ada 73 kasus konfirmasi, dan 2024 itu ada 14 kasus konfirmasi,” lanjutnya. Yudhi kemudian merinci kasus konfirmasi Mpox di Indonesia itu tersebar di enam Provinsi, yakni antara lain

  • DKI Jakarta
  • Banten
  • Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Kepulauan Riau.

Kasus konfirmasi terbanyak berada di Jakarta, yakni hingga 59 kasus. Jawa Barat mengikuti dengan 13 kasus, diikuti Banten dengan 9 kasus konfirmasi. Yogyakarta dan Jawa Timur sama-sama mencatat 3 kasus konfirmasi, sementara Kepulauan Riau telah mencatat satu kasus konfirmasi Mpox.

Catatan itu pun disikapi dengan beberapa langkah penanganan Mpox di Indonesia, termasuk dengan memperketat pintu masuk ke Indonesia. Kemenkes memastikan sejauh ini pemerintah Indonesia masih mengikuti arahan WHO untuk tidak mewajibkan pembatasan pelaku perjalanan.

Namun, pemerintah akan melakukan penguatan di pintu masuk ke Indonesia. Beberapa di antaranya, yakni mengawasi pelaku perjalanan dari negara terjangkit, identifikasi gejala, hingga komunikasi risiko.

Selain itu, Kemenkes memastikan sejauh ini tidak ada syarat melakukan vaksinasi Mpox bagi pelaku perjalanan.

“Sesuai arahan dari WHO bahwa tidak ada kewajiban pembatasan pelaku perjalanan, sehingga kami hanya akan melakukan beberapa penguatan pintu masuk,” ujar Yudhi. “Kami juga mengantisipasi pada orang-orang yang mulai menampakkan gejala, terutama demam karena gejala utamanya demam,” lanjutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya resmi menetapkan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.

Status darurat kesehatan global diumumkan WHO pada Rabu (14/8), setelah mengadakan pertemuan dengan para ahli untuk mempelajari wabah tersebut. Hasil pertemuan itu menjadi rekomendasi kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Hari ini, komite darurat bertemu dan memberi tahu saya bahwa menurut pandangannya situasi tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu,” kata Tedros dalam konferensi pers, dikutip AFP.

Langkah Darurat Penanganan Cacar Monyet

Status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang ditetapkan WHO atas wabah Mpox ini adalah peringatan tertinggi tentang bahaya penyebaran penyakit.

“Kita sekarang lagi mempersiapkan vaksin. Kita beruntung ya karena masih ada vaksin cacar dulu, inget enggak? Saya enggak tahu sampai tahun berapa, saya sendiri masih di vaksin cacar. Itu memberikan imunitas yang cukup baik,” kata Budi di Istana Wapres.

Budi menyebut Indonesia terbilang beruntung lantaran masih memiliki vaksin cacar. Hal ini berbeda dengan negara-negara di Eropa yang sudah tak lagi memiliki vaksin tersebut. “Itu memberikan imunitas yang cukup baik. Kalau di Eropa itu kan sudah enggak diberikan kan sehingga mereka tidak memiliki imunitas itu. Sehingga kita masih memiliki imunitas,” ucap dia.

Budi menuturkan saat ini pihaknya tengah mengkaji apakah akan melakukan vaksinasi terhadap orang-orang yang belum divaksin guna mengantisipasi penyebaran wabah cacar monyet.

“Nah, sekarang kita lagi kaji apakah perlu diberikan lagi imunisasi itu, vaksinasi itu kepada golongan-golongan yang belum di vaksin,” ujarnya.

Mayoritas Penderita Cacar Monyet Di Indonesia Pengidap HIV

Banyak pasien cacar monyet di Indonesia memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang cukup berbahaya. Salah satu yang paling banyak diderita adalah infeksi HIV. Hal ini disampaikan oleh Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Farchanny Tri Adyanto.

“Rata-rata memang disertai penyakit. Terbanyak itu pasien yang menderita HIV positif. Dari 57 orang yang terpapar cacar monyet, 39 orangnya HIV positif,” kata Achmad dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Kamis (23/11).

Selain HIV, penyakit lain yang juga diderita pasien adalah sipilis, hipertensi, HSV, dan tuberkulosis aktif. Dia juga menyebut, 100 persen atau semua penderita cacar monyet yang terdeteksi di Indonesia adalah laki-laki.

“100 persen, semua pria. Dari yang sudah sembuh sampai yang masih harus dirawat semuanya laki-laki,” katanya.

Hingga saat ini, Kemenkes telah mencatat 57 kasus cacar monyet di Indonesia DKI Jakarta menjadi penyumbang terbesar dengan 42 kasus. “Kemudian ada Banten enam orang, Jawa Barat enam orang, Jawa Timur dua orang, dan satu ada di Kepulauan Riau,” katanya.

Dari angka total itu, sebanyak 33 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh. Sementara 7 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Sisanya, 14 orang menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan. Terbaru, satu orang dinyatakan meninggal dunia.

Gejala Cacar Monyet

Pada dasarnya, gejala awal cacar monyet mirip dengan gejala cacar lainnya. Perbedaan utama antara keduanya adalah cacar monyet yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini biasanya muncul dalam 7-14 hari setelah terinfeksi. Namun dalam beberapa kasus, gejala juga bisa muncul 5 – 21 hari setelah paparan. Berikut beberapa tanda cacar monyet.

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Kelelahan
  • Ruam
  • Lesi

Kapan Penderita Tidak Menurali Cacar Monyet Lagi

Pasien penderita cacar monyet harus melakukan isolasi di rumah atau rumah sakit untuk mencegah penularan. Lantas, sampai kapan pasien cacar monyet harus melakukan isolasi sampai benar-benar dinyatakan sembuh?
Ketua Satgas MPox PB IDI Hanny Nilasari mengatakan, isolasi bagi pasien cacar monyet tentunya harus dilakukan sesuai arahan dokter yang merawat. Isolasi, kata dia, bisa berlangsung 14 hingga 21 hari tergantung dari kondisi lesi kulit penderita.

“Kriteria sembuh kalau misalnya pasien sudah tidak demam 3×24 jam. Kemudian sudah tidak ada lesi kulit yang baru,” kata Hanny dalam media briefing secara daring.

“Jadi kelainan kulitnya harus enggak ada, sudah tidak ada yang merah. Semua keropeng-keropengnya sudah lepas, artinya sudah ada bekas-bekas luka yang memang sudah ada epitel baru di kulitnya.” Menurut Hanny, penilaian kriteria sembuh bagi pasien cacar monyet harus dilakukan oleh dokter dan tidak bisa dilakukan sendiri.

Hanny juga menuturkan bahwa pasien yang sudah dinyatakan sembuh tidak perlu melakukan pemeriksaan PCR ulang.

Cara Mecegah Tertular Cacar Monyet

Cacar monyet atau dikenal juga dengan sebutan monkeypox adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus Orthopoxvirus. Virus ini bisa menyebar dari satu manusia ke manusia lain melalui kontak langsung antara pasien dengan orang lain.

Virus menyebar saat terjadi kontak langsung melalui darah, cairan tubuh, hingga lesi pada kulit mukosa. Selain itu mengonsumsi daging hewan yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan Anda terpapar monkeypox.

Kementerian kesehatan juga telah menyampaikan cara mencegah penularan dan penyebaran cacar monyet. Lakukan hal-hal berikut agar cacar monyet tidak menyebar dengan mudah:

  1. Hindari kontak erat dan langsung
    Cacar monyet menyebar saat terjadi kontak dengan pasien. Sebisa mungkin hindari kontak, dengan darah, cairan, atau luka dari cacar monyet yang diderita seseorang.
  2. Hindari pakai peralatan bersama
    Gunakan barang pribadi untuk diri sendiri. Usahakan tidak menggunakan handuk, sikat gigi, baju, bantal, bahkan tempat tidur bersama. Apalagi jika orang tersebut telah dinyatakan terinfeksi.
  3. Pisahkan pasien
    Pisahkan pasien yang terinfeksi dengan orang yang berisiko tinggi tertular cacar monyet.
  4. Terapkan kebiasaan cuci tangan
    Jangan lupa selalu mencuci tangan. Terutama jika Anda melakukan kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga bersih.
  5. Selalu gunakan alat pelindung diri
    Jika Anda harus merawat pasien yang terinfeksi, selalu gunakan alat pelindung diri. Mulai dari sarung tangan hingga masker. Agar tidak mudah terinfeksi virus.

Penularan Di Jakarta Semua Melalui Hubungan Seksual

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat kasus cacar monyet atau monkeypox di Jakarta berjumlah 28 orang hingga 5 November. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan dari total 28 kasus, satu di antaranya telah sembuh.

“Kasus positif aktif 27 orang, positivity rate PCR 29 persen,” kata Ngabila saat dihubungi.

Ia menjelaskan semua pasien yang menjalani isolasi bergejalan ringan. Semua pasien adalah laki-laki dengan rentang usia 25 sampai 50 tahun. “Semua tertular dari kontak seksual, semua laki-laki usia 25-50 tahun,” katanya.

Ngabila menyampaikan sejauh ini tidak ada orang yang diduga bergejala cacar monyet. Sementara 79 orang lain yang sempat masuk kategori suspek telah dinyatakan negatif berdasar hasil pemeriksaan PCR.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ada beberapa cara mencegah cacar monyet, di antaranya berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat. “Jika sedang demam atau gejala lenting isi air atau nanah, jerawat, kemerahan, koreng, jangan berhubungan seksual dulu,” katanya.

Lalu, menghindari kontak fisik kulit dengan kulit pada luka, menerapkan pola hidup bersih sehat dengan rajin cuci tangan pakai air mengalir, memakai masker serta vaksinasi pada kelompok rentan berisiko tinggi

“Cegah kematian MPox dengan deteksi dini dan diobati segera. Seluruh Puskesmas dan RS dapat melakukan pemeriksaan swab untuk mendiagnosis,” katanya.

Tags: